Di kisahkan ada 11 orang yang dari kecil sudah bersahabat. Bahkan dari dalam kandungan.
Mereka adalah Deidara, Sasori, Tobi, Pein, Konan, Hidan, Kakuzu, Itachi, Kisame dan Zetsu. Sebenarnya masih ada satu lagi, yaitu Orochimaru. Dia keluar dari kelompok itu karena ikut orangtuanya yang sekarang ada di luar negeri. Walaupun bersahabat, tapi sebenarnya masing-masing dari mereka ada yang dibenci. Deidara sangat membenci Itachi karena selalu meremehkan karyanya.Zetsu membenci Konan, karena tak perlu ada anggota perempuan. Ya, Konan adalah satu-satunya perempuan di kelompok itu. Kakuzu membenci Sasori, karena pengrajin benang yang satu ini selalu kecolongan benang yang digunakan untuk menjahit boneka milik Sasori. Dan Hidan sangat membenci Pein karena merasa berkuasa.
Pada suatu ketika, Deidara, si ahli seni tanah liat ini menunjukkan hasil karyanya kepada teman-temannya. Hasil karyanya kali ini adalah sebuah burung. Dengan sombongnya Deidara pamer. Termasuk kepada Sasori, karena keduanya berbakat dalam seni.
Deidara : “Sasori, lihat, aku punya apa?” [pamer]
Sasori : “Sudah kutebak pasti karyamu yang itu-itu saja. Sesekali membuatlah boneka hidup sepertiku. Karyaku lebih bagus dan hidup daripada karyamu.” [mengejek Deidara sambil menyisir rambut bonekanya]
Itachi : “Sasori benar. Karyamu itu tak ternilai, Dei. Hancurkan saja.”
Deidara : “Jangan sembarangan ngomong kalian! Sasori, kamu ,kan, sohibku. Kenapa kamu ga membelaku!!” [Deidara hampir nangis]
Sasori : “Bukannya aku ga membelamu, Dei. Tapi memang karya itu masih di bawah standar. Dan kamu Itachi, jangan suka mencela Deidara. Jika kamu membuat karya dan dicela teman-teman gimana, hayooo?”
Itachi : “Omong kosong. Sudahlah, aku mau pergi.”
Deidara : “Hidan, karyaku bagus, kan?” [Dei bertanya pada Hidan yang sedang asyik membilas-bilas tongkat setannya]
Hidan : “Ga ada yang bagus di antara kamu, Itachi, dan kamu, Sasori. Yang bagus adalah dewaku. Dia hebat, tak terkalahkan dan penguasa!! Hahahaha !!!”
Pein : “Kalian tahu apa yang kupikirkan saat ini?”
Semua menggeleng. Konan berkata :”Kamu memikirkan aku, kan, Pein? Iya, kan ?” [tanyanya pada Pein. Konan memang suka pada Pein semenjak orangtuanya beniat menjodohkannya dengan Pein]
Kakuzu : “Dasar kamu, Nan. PD!!”
Konan : “Ya ga apa-apa, kan? Lagipula kalian tegang. Aku kan jadi takut. Apalagi aku perempuan sendiri di sini.”
Zetsu : “Kalau takut kenapa gabung di sini!! Perempuan itu harusnya ada di dapur! Memasak! Mencuci !!” [Zetsu emosi]
Kisame : “Apa-apaan kamu, Zetsu. Dia adalah calon pendamping kapten kita, Pein. Pein, calonmu dibentak-bentak Zetsu kenapa kamu diam saja!” [Dia marah pada Pein dan Zetsu]
Pein : “Konan, sini.”
Konan mendekat kepada Pein dan Pein pun memeluk Konan.
Pein : “Konan, maafkan aku karena aku diam saja.”
Konan : “Iya, ga apa-apa kok, Pein.”
Tobi : “Haduh haduuuh... Yang sana ribut soal hasil karya. Yang sini ribut soal perempuan. Apa, sih yang sebenarnya ada di dalam otak kalian? Aku bingung. Lebih baik aku menyusul Itachi. Jangan pada ribut lagi selama aku ga ada, ya.” [Dia pergi menemui Itachi]
Deidara : “Huft !! Terlalu banyak masalah kita, Pein. Apa yang kamu pikirkan memangnya?”
Pein : “Bagaimana bila kita membuat hancur bumi ini. Aku telah muak!!”
Hidan : “Kamu muak karena kamu ga bisa mengurusi kelompokmu ini, kan, Pein. Kamu itu memang ga sehebat dewaku. Dan kamu itu hanya manusia biasa tanpa ada kelebihan sedekitpun.”
Pein : “Apa katamu !!! Kamu ini bicara apa !! Coba ulangi sekali lagi !” [Pein hendak menghajar Hidan]
Hidan : “Kamu itu ga sehebat dewaku dan kamu itu ga ada kelebihan sedi....” [belum sempat menyelesaikan perkataannya, Sasori nyaut]
Sasori : “Pein, bersikaplah tegas dan jangan terlalu pendiam seperti itu. Aku tahu kau punya kelebihan yang sangat hebat dibandingan kita. Itachi, yang hebat di mataku jauh lebih tangguh kamu. Dan aku harap kelompok kita jangan sampai bubar hingga mati sekalipun.” [Sasori bijak]
Deidara : “Kamu bijak sekali Sasori. Aku jadi suka padamu.” [maho]
Kakuzu : “Sasori benar. Kita sudah 18tahun bersama. Dan aku sangat berharap kita tak kan perpisahkan. Sia-sia orangtua kita membuat perkumpulan generasi kedua ini. Benar, kan?”
Zetsu : “Iya tapi kenapa mesti ada... “ [Zetsu menatap Konan. Yang dia maksud adalah Konan]
Kisame : “Konan kan maksudmu, Zetsu? Memangnya apa, sih masalahmu dengan Konan?!”
Zetsu : “Aku hanya ga mau sebuah kelompok yang mayoritas laki-laki ada satu yang perempuan!”
Pein : “Zetsu !! Kali ini aku ga akan diam. Jangan suka menjahati kekasihku bila tak mau berhadapan denganku!”
Zetsu : “Aku tak takut denganmu, Pein. Asal kamu tahu saja, sebenarnya aku muak dengan kelompok ini. Sebenarnya kenapa orangtua kita membuat kelompok yang sangat menjijikkan ini.”
Sasori : “Ayo, Dei, kita jalan-jalan saja. Aku ga mau masalah ini menjadi bertambah berat dan parah. Cepat, Dei, aku ga mau menunggu dan aku sangat benci menunggu.” [Sasori pergi disusul Deidara]
Deidara : “Baik, Sasori.”
Pein : “Pergi saja kalian ! Pergi !! Bubarkan semua ini !!”
Di tengan perjalanan, Sasori dan Deidara bertemu dengan Tobi dan Itachi yang daritadi semenjak pergi ternyata ada di taman buatan Zetsu. Ya, Zetsu adalah pecinta flora.Dia suka menanam tumbuh-tumbuhan dan tercipatalah Zetsu's Park.
Tobi : “Sasori! Deidara ! Ke sini !!” [Tobi memanggil Deidara dan Sasori]
Itachi : “Apa-apaan, kamu, Tob! Kenapa memanggil mereka. Kurang kerjaan.”
Tobi : “Diam saja, kamu, Chi. Aku punya ide bagus.”
Sasori : “Tunggu kami di situ.”
Deidara : “Kakak Sasori, kenapa kita ke sana ?” [Deidara sok imut]
Sasori : “Aku benci logatmu seperti itu, Dei.”
Deidara : “Baiklah, aku ga pakai lagi logat ini.”
Sesampainya di Zetsu's Park.
Tobi : “Apakah di dalam masih ribut, Sasori?”
Sasori : “Masih, malah tambah parah.”
Itachi : “Hidan mau berduel dengan Pein, kan? Konan dihina habis-habisan oleh Zetsu dan Pein hanya diam saja, kan?”
Deidara : “Dari mana kamu tahu, Chi?”
Itachi : “Itulah kelebihanku.” [sombong]
Tobi : “Haduh haduuuh, Itachi Deidara, kenapa kalian ga bisa akur, sih. Padahal orangtua kalian begitu akrab, lho.”
Deidara : “Iya, nich, kak Itachi. Aku, kan ga sombong sebenarnya.”
Sasori : “Harusku bilang berapa kali, Dei?” [melotot ke Deidara]
Deidara : “Maaf, Sasori.” [sok imut]
Itachi : “Cari muka. Oh iya, Tob, apa idemu tadi.”
Tobi : “Gini, setiap hari, kan kita mesti ada masalah semenjak kepemimpinan Orochimaru tergantikan Pein karena Orochimaru ikut pindah orangtuanya, kan. Nah aku pengennya kita juga seperti dulu tanpa ada masalah. Aku punya ide gimana kalau kita bikin kebun binatang. Nah kita, kan punya kelebihan masing-masing. Deidara bisa menciptakan hewan buatan, Zetsu dan Konan bisa membuat taman buatan, Sasori bisa membuat taman hiburan bagi pecinta boneka, Kisame pedang-pedang.”
Deidara : “Tunggu, Tob, lalu apa hubungannya boneka dan pedang dengan kebun binatang? Bukannya di dalam kebun binatang hanya ada flora dan fauna saja.”
Tobi : “Kebun binatang ini lain daripada yang lain.”
Sasori : “Lalu tugasmu sendiri apa, Tob. Dan tugas yang lain apa. Jangan seenaknya menyuruhku.”
Tobi : “Kamu memang ga sabaran, ya, Sasori.”
Itachi : “Idemu itu bagus juga, tapi apakah yang lain mau? Mereka ber-enam yang di dalam apakah mereka mau melakukan itu?”
Tobi : “Pasti mau.” [jawabnya yakin]
Sasori : “Jangan selalu yakin begitu, Tob. Kebiasaan. Kamu tahu sendiri, Hidan, dia sok yes. Kamu yakin dia akan mau?”
Deidara : “Nah loh, Tob. Sebenarnya aku juga yakin mereka bakal mau, tapi Hidan ?”
Tobi : “Hmmm, gampanglah itu. Bisa kuurus. Ayo sekarang kita rapat pleno.”
Ke-empat orang tersebut masuk ke dalam markas dan memrapatkan pembuatan kebun binatang. Benar saja. Hidan, dia menolak.
Hidan : “Apa-apaan kalian! Aku ga mau!!”
Kakuzu : “Heh, ini untuk masa depan kita juga. Jangan menolak.”
Kisame : “Memang dia, kan sok yes.” [menunjuk Hidan]
Pein : “Aku setuju. Selain mengisi waktu luang dan menjenuhkan ini, kita juga dapat uang.” [Pein ternyata mata duitan]
Konan : “Jadi tugasku membuat kebun buatan, Tob?”
Tobi : “Iya. Benar sekali. Dan kamu, Hidan, apa kamu ga mau dapat uang? Kan kamu bisa makai uang itu buat beli minyak rambut biar rambutmu tetap klimis.” [rambut Hidan memang klimis]
Hidan : [mikir] “Benar juga. Jadi aku ga merepotkan orangtuaku, ya. Hmmm, baiklah aku mau.”
Tobi : “Bagus. Jadi siapa yang mau usul lagi?”
Zetsu : “Kenapa aku harus bekerja sama dengan Konan?! Ga ada yang lain apa?”
Tobi : “Maaf, Zetsu. Kelebihanmu dan Konan kan sama. Sedangkan Deidara sudah ku nobatkan membuat binatang buatan dari karyanya.”
Deidara : “Sudahlan Zetsu, terima saja. Lagipula dengan kamu bekerja sama dengan Konan siapa tahu hubungan kalian akrab. Benar, kan, Pein?” [Deidara kembali sok imut]
Pein : “Iya. Benar apa kata Deidara, Zetsu.”
Itachi : “Lalu, Tob, tugas yang lain apa?”
Tobi : “Baiklah, Pein, sebagai kapten di sini, tugasmu adalah sebagai kepala direktur. Kamu penanggungjawab seluruhnya atas ini. Konan dan Zetsu, kalian bertugas membuat tanaman buatan, seadanya saja, biar Hidan yang menghias tanaman tersebut, Deidara dibantu aku membuat hewan buatan, karena mayoritas kita butuh banyak hewan, Sasori dibantu Kakuzu membuat boneka-boneka. Jadi di kebun binatang kita ada edukasi pembelajaran pembuatan boneka hidup. Kisame dibantu Itachi , kalian bertugas menyiapkan makanan dan minuman. Kisame, kamu juga membuat pedang, ya. Sudah paham belum?”
Hidan : “Jadi tugaku tukang pangkas tumbuhan?”
Tobi : “Hampir begitulah.”
Pein : “Aku bertugas sendirian tanpa ada asisten, Tob?”
Tobi : “Kita semua asistenmu, Pein. Kan kita baru membuat kebunnya dulu.”
Sasori : “Setuju!! Lebih baik secepatnya kita buat, aku tak suka menunggu.”
Semua : “Ayooooo!!”
Semua bekerja dengan baik sesuai tugas masing-masing. Sasori dan Kakuzu sudah mulai akrab, begitu juga Zetsu dengan Konan. Kisame mengajak ngobrol Itachi.
Kisame : “Chi, kamu kan hebat, kenapa tugasmu menyiapkan minuman dan makanan seperti ini. Seharusnya kita lebih dari ini.”
Itachi : “Sudah kerjakan saja. Yang penting uang. Tanpa uang aku ga bisa membeli vitamin rambut agar rambutku tetap lurus dan keren begini.”
Kisame : “Tetep dandan, ya, Chi?”
Itachi : “Harus.”
Sedangkan Sasori dan Kakuzu.
Kakuzu : “Sasori, sebenarnya umur kamu berapa? Kenapa masih terlihat muda seperti umur 9 tahun. Apa rahasiamu?”
Sasori : “Aku ga memakai obat atau apapun. Ini alami. Dan umurku sekarang sudah 24 tahun.”
Kakuzu : “What !!! Ternyata sudah tua, to kamu. Oh, iya, Sasori, kamu itu suka mencuri benang- benang yang ada di dalam tubuhku ini buat menjahit bonekamu itu, ya?”
Sasori : “Maaf, ya Kakuzu. Di sini, kan kamu penghasil benang yang paling keren yang pernah kutemui sepanjang hidupku.”
Kakuzu : “Yaaah, apa boleh buat, sudah terjadi. Ayo kita selesaikan tugas kita.”
Deidara dan Tobi juga sibug mempersiapkan hewan-hewan. Tobi mencari tanah liat sebagai bahan pembuatan karya Deidara. Zetsu juga sekarang sudah ngobrol-ngobrol dengan Konan.
Zetsu : “Nan, kamu tahu apa alasanku aku ga suka anggota perempuan?”
Konan : “Kenapa?”
Zetsu : “Karena perempuan hanya bisa menangis. Dan perempuan itu kecil, lemah, ga tangguh.”
Konan : “Tapi aku kuat, Zetsu.”
Zetsu : “Mungkin aku memang salah menilaimu. Tapi jujur saja dari dulu aku ga suka dengan perempuan. Dan kamu tahu, kan di dalam keluargaku ga ada perempuan kecuali ibuku.”
Konan : “Lalu sekarang apa maumu.”
Zetsu : “Yaa, aku minta maaf. Aku salah menilaimu. Kamu memang tangguh, selama kita berteman aku juga ga pernah melihatmu menangis atau mengeluh pada Pein. Jadi aku minta maaf.”
Konan : “Iya, Zetsu. Tenang saja. Aku sudah memaafkanmu.”
Mereka bersalaman. Ide Tobi memang jitu. Membuat suasana menjadi damai seperti kepemimpinan Orochimaru dahulu.
Satu bulan pengerjaan akhirnya kebun binatang tersebut jadi juga. Kebun binatang itu dinamai Akatsuki's Zoo, seperti nama perkumpulan mereka.
Deidara : “Huft... Akhirnya jadi juga setelah sebulan bekerja.”
Pein : “AKATSUKI'S ZOO !!! Ini hebat!!”
Hidan : “Amazing !! Tak kusangka bakal jadi seperti ini. Memang amazing!! Hebat !! Dewa, terimakasih!”
Sasori : “Kurasa ini berkat Tobi. Dia yang mengusulkan pembuatan ini.”
Konan : “Kamu memang hebat, Tob. Taman kita jadi indah.”
Zetsu : “Selain ide Tobi, ini karena kerja keras dan kekompakan kita.”
Itachi : “Semula hanya taman yang sederhana buatan Zetsu, kini jadi kebun binatang yang indah dan mempesona.”
Kisame : “Jujur sepertinya ada yang kurang.”
Tobi : “Apa, Kis?”
Kakuzu : “Iya, apa yang kurang, Kis? Ini sudah bagus.”
Kisame : “Seaworld untuk hewan air raksasa mana!!??” [Kisame, perawakan seperti hiu]
Hidan : “Deidara !! Tobi !! Kalian belum membuatnya, ya?!”
Deidara : “Belum. Karena aku ga yakin dengan seaworld itu.”
Tobi : “Demi kepuasan Kisame, sekarang buat saja, Dei.”
Deidara : “Baiklah.”
Deidara mulai dengan aksinya. Tapi karena kemampuan Deidara masih tingkat SMP maka sesuatu terjadi. BANG !!! Taman itu hancur karena kesalahan rumus Deidara. Dan hilanglah kesempatan Itachi mendapatkan vitamin rambut setiap hari agar rambutnya tetap keren, kesempatan Hidan membeli minyak rambut untuk mengklimiskan rambutnya, kesempatan Sasori membeli bahan-bahan pembuatan boneka, kesempatan Kakuzu membeli ulat sutra sebagai bahan benangnya, kesempatan Kisame membeli ikan-ikan hias, kesempatan Pein dan Konan menabung untuk biaya pernikahan, kesempatan Tobi membeli topeng tahan karat dan tahan pecah yang sekarang diskon, dan hilanglah kesempatan Zetsu mempercantik tumbuhannya. Semua menatap pada Deidara.
Semua (kecuali Deidara) : “DEIDARA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Hidan : “Senimu menghancurkan impian kita !!!”
Deidara : “Maaf, ga sengaja!!!!!!!!!! Aku kan sudah bilang aku ga yakin dengan seaworld itu...” [sok imud]
Yach... begitulah seni. Bisa membuat kita puas, tapi kadang bisa menghancurkan.
Mereka adalah Deidara, Sasori, Tobi, Pein, Konan, Hidan, Kakuzu, Itachi, Kisame dan Zetsu. Sebenarnya masih ada satu lagi, yaitu Orochimaru. Dia keluar dari kelompok itu karena ikut orangtuanya yang sekarang ada di luar negeri. Walaupun bersahabat, tapi sebenarnya masing-masing dari mereka ada yang dibenci. Deidara sangat membenci Itachi karena selalu meremehkan karyanya.Zetsu membenci Konan, karena tak perlu ada anggota perempuan. Ya, Konan adalah satu-satunya perempuan di kelompok itu. Kakuzu membenci Sasori, karena pengrajin benang yang satu ini selalu kecolongan benang yang digunakan untuk menjahit boneka milik Sasori. Dan Hidan sangat membenci Pein karena merasa berkuasa.
Pada suatu ketika, Deidara, si ahli seni tanah liat ini menunjukkan hasil karyanya kepada teman-temannya. Hasil karyanya kali ini adalah sebuah burung. Dengan sombongnya Deidara pamer. Termasuk kepada Sasori, karena keduanya berbakat dalam seni.
Deidara : “Sasori, lihat, aku punya apa?” [pamer]
Sasori : “Sudah kutebak pasti karyamu yang itu-itu saja. Sesekali membuatlah boneka hidup sepertiku. Karyaku lebih bagus dan hidup daripada karyamu.” [mengejek Deidara sambil menyisir rambut bonekanya]
Itachi : “Sasori benar. Karyamu itu tak ternilai, Dei. Hancurkan saja.”
Deidara : “Jangan sembarangan ngomong kalian! Sasori, kamu ,kan, sohibku. Kenapa kamu ga membelaku!!” [Deidara hampir nangis]
Sasori : “Bukannya aku ga membelamu, Dei. Tapi memang karya itu masih di bawah standar. Dan kamu Itachi, jangan suka mencela Deidara. Jika kamu membuat karya dan dicela teman-teman gimana, hayooo?”
Itachi : “Omong kosong. Sudahlah, aku mau pergi.”
Deidara : “Hidan, karyaku bagus, kan?” [Dei bertanya pada Hidan yang sedang asyik membilas-bilas tongkat setannya]
Hidan : “Ga ada yang bagus di antara kamu, Itachi, dan kamu, Sasori. Yang bagus adalah dewaku. Dia hebat, tak terkalahkan dan penguasa!! Hahahaha !!!”
Pein : “Kalian tahu apa yang kupikirkan saat ini?”
Semua menggeleng. Konan berkata :”Kamu memikirkan aku, kan, Pein? Iya, kan ?” [tanyanya pada Pein. Konan memang suka pada Pein semenjak orangtuanya beniat menjodohkannya dengan Pein]
Kakuzu : “Dasar kamu, Nan. PD!!”
Konan : “Ya ga apa-apa, kan? Lagipula kalian tegang. Aku kan jadi takut. Apalagi aku perempuan sendiri di sini.”
Zetsu : “Kalau takut kenapa gabung di sini!! Perempuan itu harusnya ada di dapur! Memasak! Mencuci !!” [Zetsu emosi]
Kisame : “Apa-apaan kamu, Zetsu. Dia adalah calon pendamping kapten kita, Pein. Pein, calonmu dibentak-bentak Zetsu kenapa kamu diam saja!” [Dia marah pada Pein dan Zetsu]
Pein : “Konan, sini.”
Konan mendekat kepada Pein dan Pein pun memeluk Konan.
Pein : “Konan, maafkan aku karena aku diam saja.”
Konan : “Iya, ga apa-apa kok, Pein.”
Tobi : “Haduh haduuuh... Yang sana ribut soal hasil karya. Yang sini ribut soal perempuan. Apa, sih yang sebenarnya ada di dalam otak kalian? Aku bingung. Lebih baik aku menyusul Itachi. Jangan pada ribut lagi selama aku ga ada, ya.” [Dia pergi menemui Itachi]
Deidara : “Huft !! Terlalu banyak masalah kita, Pein. Apa yang kamu pikirkan memangnya?”
Pein : “Bagaimana bila kita membuat hancur bumi ini. Aku telah muak!!”
Hidan : “Kamu muak karena kamu ga bisa mengurusi kelompokmu ini, kan, Pein. Kamu itu memang ga sehebat dewaku. Dan kamu itu hanya manusia biasa tanpa ada kelebihan sedekitpun.”
Pein : “Apa katamu !!! Kamu ini bicara apa !! Coba ulangi sekali lagi !” [Pein hendak menghajar Hidan]
Hidan : “Kamu itu ga sehebat dewaku dan kamu itu ga ada kelebihan sedi....” [belum sempat menyelesaikan perkataannya, Sasori nyaut]
Sasori : “Pein, bersikaplah tegas dan jangan terlalu pendiam seperti itu. Aku tahu kau punya kelebihan yang sangat hebat dibandingan kita. Itachi, yang hebat di mataku jauh lebih tangguh kamu. Dan aku harap kelompok kita jangan sampai bubar hingga mati sekalipun.” [Sasori bijak]
Deidara : “Kamu bijak sekali Sasori. Aku jadi suka padamu.” [maho]
Kakuzu : “Sasori benar. Kita sudah 18tahun bersama. Dan aku sangat berharap kita tak kan perpisahkan. Sia-sia orangtua kita membuat perkumpulan generasi kedua ini. Benar, kan?”
Zetsu : “Iya tapi kenapa mesti ada... “ [Zetsu menatap Konan. Yang dia maksud adalah Konan]
Kisame : “Konan kan maksudmu, Zetsu? Memangnya apa, sih masalahmu dengan Konan?!”
Zetsu : “Aku hanya ga mau sebuah kelompok yang mayoritas laki-laki ada satu yang perempuan!”
Pein : “Zetsu !! Kali ini aku ga akan diam. Jangan suka menjahati kekasihku bila tak mau berhadapan denganku!”
Zetsu : “Aku tak takut denganmu, Pein. Asal kamu tahu saja, sebenarnya aku muak dengan kelompok ini. Sebenarnya kenapa orangtua kita membuat kelompok yang sangat menjijikkan ini.”
Sasori : “Ayo, Dei, kita jalan-jalan saja. Aku ga mau masalah ini menjadi bertambah berat dan parah. Cepat, Dei, aku ga mau menunggu dan aku sangat benci menunggu.” [Sasori pergi disusul Deidara]
Deidara : “Baik, Sasori.”
Pein : “Pergi saja kalian ! Pergi !! Bubarkan semua ini !!”
Di tengan perjalanan, Sasori dan Deidara bertemu dengan Tobi dan Itachi yang daritadi semenjak pergi ternyata ada di taman buatan Zetsu. Ya, Zetsu adalah pecinta flora.Dia suka menanam tumbuh-tumbuhan dan tercipatalah Zetsu's Park.
Tobi : “Sasori! Deidara ! Ke sini !!” [Tobi memanggil Deidara dan Sasori]
Itachi : “Apa-apaan, kamu, Tob! Kenapa memanggil mereka. Kurang kerjaan.”
Tobi : “Diam saja, kamu, Chi. Aku punya ide bagus.”
Sasori : “Tunggu kami di situ.”
Deidara : “Kakak Sasori, kenapa kita ke sana ?” [Deidara sok imut]
Sasori : “Aku benci logatmu seperti itu, Dei.”
Deidara : “Baiklah, aku ga pakai lagi logat ini.”
Sesampainya di Zetsu's Park.
Tobi : “Apakah di dalam masih ribut, Sasori?”
Sasori : “Masih, malah tambah parah.”
Itachi : “Hidan mau berduel dengan Pein, kan? Konan dihina habis-habisan oleh Zetsu dan Pein hanya diam saja, kan?”
Deidara : “Dari mana kamu tahu, Chi?”
Itachi : “Itulah kelebihanku.” [sombong]
Tobi : “Haduh haduuuh, Itachi Deidara, kenapa kalian ga bisa akur, sih. Padahal orangtua kalian begitu akrab, lho.”
Deidara : “Iya, nich, kak Itachi. Aku, kan ga sombong sebenarnya.”
Sasori : “Harusku bilang berapa kali, Dei?” [melotot ke Deidara]
Deidara : “Maaf, Sasori.” [sok imut]
Itachi : “Cari muka. Oh iya, Tob, apa idemu tadi.”
Tobi : “Gini, setiap hari, kan kita mesti ada masalah semenjak kepemimpinan Orochimaru tergantikan Pein karena Orochimaru ikut pindah orangtuanya, kan. Nah aku pengennya kita juga seperti dulu tanpa ada masalah. Aku punya ide gimana kalau kita bikin kebun binatang. Nah kita, kan punya kelebihan masing-masing. Deidara bisa menciptakan hewan buatan, Zetsu dan Konan bisa membuat taman buatan, Sasori bisa membuat taman hiburan bagi pecinta boneka, Kisame pedang-pedang.”
Deidara : “Tunggu, Tob, lalu apa hubungannya boneka dan pedang dengan kebun binatang? Bukannya di dalam kebun binatang hanya ada flora dan fauna saja.”
Tobi : “Kebun binatang ini lain daripada yang lain.”
Sasori : “Lalu tugasmu sendiri apa, Tob. Dan tugas yang lain apa. Jangan seenaknya menyuruhku.”
Tobi : “Kamu memang ga sabaran, ya, Sasori.”
Itachi : “Idemu itu bagus juga, tapi apakah yang lain mau? Mereka ber-enam yang di dalam apakah mereka mau melakukan itu?”
Tobi : “Pasti mau.” [jawabnya yakin]
Sasori : “Jangan selalu yakin begitu, Tob. Kebiasaan. Kamu tahu sendiri, Hidan, dia sok yes. Kamu yakin dia akan mau?”
Deidara : “Nah loh, Tob. Sebenarnya aku juga yakin mereka bakal mau, tapi Hidan ?”
Tobi : “Hmmm, gampanglah itu. Bisa kuurus. Ayo sekarang kita rapat pleno.”
Ke-empat orang tersebut masuk ke dalam markas dan memrapatkan pembuatan kebun binatang. Benar saja. Hidan, dia menolak.
Hidan : “Apa-apaan kalian! Aku ga mau!!”
Kakuzu : “Heh, ini untuk masa depan kita juga. Jangan menolak.”
Kisame : “Memang dia, kan sok yes.” [menunjuk Hidan]
Pein : “Aku setuju. Selain mengisi waktu luang dan menjenuhkan ini, kita juga dapat uang.” [Pein ternyata mata duitan]
Konan : “Jadi tugasku membuat kebun buatan, Tob?”
Tobi : “Iya. Benar sekali. Dan kamu, Hidan, apa kamu ga mau dapat uang? Kan kamu bisa makai uang itu buat beli minyak rambut biar rambutmu tetap klimis.” [rambut Hidan memang klimis]
Hidan : [mikir] “Benar juga. Jadi aku ga merepotkan orangtuaku, ya. Hmmm, baiklah aku mau.”
Tobi : “Bagus. Jadi siapa yang mau usul lagi?”
Zetsu : “Kenapa aku harus bekerja sama dengan Konan?! Ga ada yang lain apa?”
Tobi : “Maaf, Zetsu. Kelebihanmu dan Konan kan sama. Sedangkan Deidara sudah ku nobatkan membuat binatang buatan dari karyanya.”
Deidara : “Sudahlan Zetsu, terima saja. Lagipula dengan kamu bekerja sama dengan Konan siapa tahu hubungan kalian akrab. Benar, kan, Pein?” [Deidara kembali sok imut]
Pein : “Iya. Benar apa kata Deidara, Zetsu.”
Itachi : “Lalu, Tob, tugas yang lain apa?”
Tobi : “Baiklah, Pein, sebagai kapten di sini, tugasmu adalah sebagai kepala direktur. Kamu penanggungjawab seluruhnya atas ini. Konan dan Zetsu, kalian bertugas membuat tanaman buatan, seadanya saja, biar Hidan yang menghias tanaman tersebut, Deidara dibantu aku membuat hewan buatan, karena mayoritas kita butuh banyak hewan, Sasori dibantu Kakuzu membuat boneka-boneka. Jadi di kebun binatang kita ada edukasi pembelajaran pembuatan boneka hidup. Kisame dibantu Itachi , kalian bertugas menyiapkan makanan dan minuman. Kisame, kamu juga membuat pedang, ya. Sudah paham belum?”
Hidan : “Jadi tugaku tukang pangkas tumbuhan?”
Tobi : “Hampir begitulah.”
Pein : “Aku bertugas sendirian tanpa ada asisten, Tob?”
Tobi : “Kita semua asistenmu, Pein. Kan kita baru membuat kebunnya dulu.”
Sasori : “Setuju!! Lebih baik secepatnya kita buat, aku tak suka menunggu.”
Semua : “Ayooooo!!”
Semua bekerja dengan baik sesuai tugas masing-masing. Sasori dan Kakuzu sudah mulai akrab, begitu juga Zetsu dengan Konan. Kisame mengajak ngobrol Itachi.
Kisame : “Chi, kamu kan hebat, kenapa tugasmu menyiapkan minuman dan makanan seperti ini. Seharusnya kita lebih dari ini.”
Itachi : “Sudah kerjakan saja. Yang penting uang. Tanpa uang aku ga bisa membeli vitamin rambut agar rambutku tetap lurus dan keren begini.”
Kisame : “Tetep dandan, ya, Chi?”
Itachi : “Harus.”
Sedangkan Sasori dan Kakuzu.
Kakuzu : “Sasori, sebenarnya umur kamu berapa? Kenapa masih terlihat muda seperti umur 9 tahun. Apa rahasiamu?”
Sasori : “Aku ga memakai obat atau apapun. Ini alami. Dan umurku sekarang sudah 24 tahun.”
Kakuzu : “What !!! Ternyata sudah tua, to kamu. Oh, iya, Sasori, kamu itu suka mencuri benang- benang yang ada di dalam tubuhku ini buat menjahit bonekamu itu, ya?”
Sasori : “Maaf, ya Kakuzu. Di sini, kan kamu penghasil benang yang paling keren yang pernah kutemui sepanjang hidupku.”
Kakuzu : “Yaaah, apa boleh buat, sudah terjadi. Ayo kita selesaikan tugas kita.”
Deidara dan Tobi juga sibug mempersiapkan hewan-hewan. Tobi mencari tanah liat sebagai bahan pembuatan karya Deidara. Zetsu juga sekarang sudah ngobrol-ngobrol dengan Konan.
Zetsu : “Nan, kamu tahu apa alasanku aku ga suka anggota perempuan?”
Konan : “Kenapa?”
Zetsu : “Karena perempuan hanya bisa menangis. Dan perempuan itu kecil, lemah, ga tangguh.”
Konan : “Tapi aku kuat, Zetsu.”
Zetsu : “Mungkin aku memang salah menilaimu. Tapi jujur saja dari dulu aku ga suka dengan perempuan. Dan kamu tahu, kan di dalam keluargaku ga ada perempuan kecuali ibuku.”
Konan : “Lalu sekarang apa maumu.”
Zetsu : “Yaa, aku minta maaf. Aku salah menilaimu. Kamu memang tangguh, selama kita berteman aku juga ga pernah melihatmu menangis atau mengeluh pada Pein. Jadi aku minta maaf.”
Konan : “Iya, Zetsu. Tenang saja. Aku sudah memaafkanmu.”
Mereka bersalaman. Ide Tobi memang jitu. Membuat suasana menjadi damai seperti kepemimpinan Orochimaru dahulu.
Satu bulan pengerjaan akhirnya kebun binatang tersebut jadi juga. Kebun binatang itu dinamai Akatsuki's Zoo, seperti nama perkumpulan mereka.
Deidara : “Huft... Akhirnya jadi juga setelah sebulan bekerja.”
Pein : “AKATSUKI'S ZOO !!! Ini hebat!!”
Hidan : “Amazing !! Tak kusangka bakal jadi seperti ini. Memang amazing!! Hebat !! Dewa, terimakasih!”
Sasori : “Kurasa ini berkat Tobi. Dia yang mengusulkan pembuatan ini.”
Konan : “Kamu memang hebat, Tob. Taman kita jadi indah.”
Zetsu : “Selain ide Tobi, ini karena kerja keras dan kekompakan kita.”
Itachi : “Semula hanya taman yang sederhana buatan Zetsu, kini jadi kebun binatang yang indah dan mempesona.”
Kisame : “Jujur sepertinya ada yang kurang.”
Tobi : “Apa, Kis?”
Kakuzu : “Iya, apa yang kurang, Kis? Ini sudah bagus.”
Kisame : “Seaworld untuk hewan air raksasa mana!!??” [Kisame, perawakan seperti hiu]
Hidan : “Deidara !! Tobi !! Kalian belum membuatnya, ya?!”
Deidara : “Belum. Karena aku ga yakin dengan seaworld itu.”
Tobi : “Demi kepuasan Kisame, sekarang buat saja, Dei.”
Deidara : “Baiklah.”
Deidara mulai dengan aksinya. Tapi karena kemampuan Deidara masih tingkat SMP maka sesuatu terjadi. BANG !!! Taman itu hancur karena kesalahan rumus Deidara. Dan hilanglah kesempatan Itachi mendapatkan vitamin rambut setiap hari agar rambutnya tetap keren, kesempatan Hidan membeli minyak rambut untuk mengklimiskan rambutnya, kesempatan Sasori membeli bahan-bahan pembuatan boneka, kesempatan Kakuzu membeli ulat sutra sebagai bahan benangnya, kesempatan Kisame membeli ikan-ikan hias, kesempatan Pein dan Konan menabung untuk biaya pernikahan, kesempatan Tobi membeli topeng tahan karat dan tahan pecah yang sekarang diskon, dan hilanglah kesempatan Zetsu mempercantik tumbuhannya. Semua menatap pada Deidara.
Semua (kecuali Deidara) : “DEIDARA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Hidan : “Senimu menghancurkan impian kita !!!”
Deidara : “Maaf, ga sengaja!!!!!!!!!! Aku kan sudah bilang aku ga yakin dengan seaworld itu...” [sok imud]
Yach... begitulah seni. Bisa membuat kita puas, tapi kadang bisa menghancurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar