Gaara Transforms Into Tree Stump - Naruto

Sabtu, 19 Mei 2012

# IN THE WATER #

Kala itu aku menyanyi bahagia
Bernyanyi penuh suka cita
Dan aku bergembira
Mencari sahabat yang akan menemaniku sepanjang masa

Di suatu kota yang sangat ramai penduduknya, ada satu rumah yang tak berpenghuni. Rumah itu kosong sejak beberapa bulan yang lalu karena penghuninya menjual rumah tersebut karena alasan tersembunyi. Di sana sepi, dan gelap. Tapi bersih karena memang ada penjaganya.
Pada suatu hari, ada sebuah keluarga yang hendak mencari tempat tinggal. Dan mereka menemukan rumah tersebut. Keluarga tersebut beranggotakan Ayah dan Ibu yang masih cukup muda. Dan seorang anak perempuan bernama Olive yang usianya 8 tahun. Begitu masih kecil.
Sang Ayah bertanya pada pak penjaga.

Ayah : “Permisi, Bapak. Rumah ini dijual ?”
Pak penjaga : “Oh, iya. Rumah ini dijual. Bapak sekeluarga mau menempati rumah ini ?”
Ayah : “Sebenarnya kami mau mencari kontrakan, Pak. Tapi kami ga' menemukan.”
Pak penjaga : “Tempati saja dulu rumah ini. Masalah pembayaran itu belakangan. Anak Bapak kelihatannya sudah lelah.” ( sambil tersenyum kepada anak yang tampak cape itu ).
Olive : “Iya, aku cape, Yah.”
Ibu : “Tempati saja dulu, Yah. Kasihan Olive.”
Ayah : “Ya sudah, kami mau menempati rumah ini Pak. Lalu pembayarannya ?”
Pak penjaga : “Masalah itu belakangan saja, Pak. Sehari ini Anda boleh menempatinya dulu. Besok pagi saya ke sini. Mari saya antar.”

Akhirnya keluarga itu menempati rumah kosong tersebut. Di dalam benar-benar seperti istana. Maklum saja, rumah itu besar, bertingkat, dan bersih. Tapi ada satu ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun. Jika ada yang masuk, maka ia akan celaka. Bahkan Pak penjaga juga dilarang memasukinya.

Ayah : “Jadi kami juga dilarang memasuki ruangan itu, Pak ?”
Pak penjaga : “Saya saja ga' boleh apalagi Bapak. Jangan coba-coba, Pak.”
Ayah : “Baik, Pak.”
Pak penjaga : “Jaga anak Bapak baik-baik. Saya pulang dulu. Jika ada apa-apa cari saya. Rumah saya ada di belakang rumah ini.”
Ayah : “Baik. Terimakasih.” ( menjabat tangan pak penjaga dan kemudian pergi ).
Olive : “Ayah, aku mau main.”
Ibu : “Olive, tadi kamu katanya cape. Kok mau main ?”
Olive : “Aku dapet temen baru, Yah, Bu. Aku mau main sama dia.”

Ayah dan Ibu kaget. Apa yang dibicarakan anak satu-satunya itu. Teman baru. Benar saja. Olive mendapatkan teman baru yang bernama Leni. Anak perempuan yang usianya sama dengan Olive. Tapi orangtua Olive tidak tahu siapa Leni itu. Karena memang hanya Olive yang bisa melihat Leni.
Leni, adalah anak pemilik rumah itu. Suatu hari terjadi hal yang tidak diinginkan oleh keluarga Leni. Ketika mereka bertamasya ke sebuah tempat wisata di dekat danau, ketika Leni sedang bernyanyi, tiba-tiba saja Leni terjatuh dan tenggelam. Dia belum bisa berenang karena masih kecil. Beberapa menit setelah Leni tenggelam, Papa Leni mencoba menyelamatkan anaknya. Dia menceburkan diri di danau, tapi dia tidak menemukan Leni. Padahal danau itu tidak ada buaya atau hewan buas lainnya. Dan Leni pun dinyatakan tewas. Keluarga Leni memilih untuk menjual rumah itu karena banyak kenangan terjadi di rumah itu. Semenjak sepeninggal Leni, sang Mama menangis setiap hari. Kini Leni kembali ke rumah itu untuk mencari orangtuanya. Tapi tak pernah ia temukan. Dan kini Leni menemukan teman baru, yaitu Olive. Tapi karena Olive adalah manusia, Leni mencoba membunuh Olive agar menjadi seperti Leni agar bisa bermain terus.
Satu bulan berlalu. Ketika Ayah Olive bekerja, Olive bermain sendiri, karena sang Ibu sedang sibuk memasak. Olive bermain bola pantul. Ketika Olive memainkan bola pantul, bola itu memantul dan masuk ke ruangan terlarang itu. Entah kenapa pintu itu terbuka. Karena Olive belum tahu apa-apa, Olive pun masuk. Dan seketika itu pintu terkunci. Ibu yang telah selesai memasak pun mencari Olive. Tapi Olive tak juga ketemu. Tiba-tiba terdengar suara orang menggedor-gedor pintu. Ibu mencari suara tersebut, dan menemukannya. Dari dalam ruangan terlarang itu. Suara Olive memanggil ibunya.

Olive : “Ibu !! Ibu !!! Tolong !!!”
Ibu : “Olive !!!”

Begitu hingga pak penjaga datang karena ia mendengar suara ribut Olive dan Ibunya.

Pak penjaga : “Permisi, Bu. Ada apa ini ?” ( pak penjaga panik ).
Ibu : “Anak saya masuk ke sini, Pak.” ( ibu juga panik ).
Pak penjaga : “Tunggu, saya dobrak.”

Pak penjaga yang sudah tua itu hendak mendobrak pintu itu. Beberapa kali ia coba, dan akhirnya berhasil. Olive memeluk ibunya dengan sangat erat karena takut. Entah apa yang terjadi pada Olive. Tangannya berdarah.
Beberapa jam kemudian, pak penjaga membenahi pintu itu. Dan luka Olive sudah dibalut.

Pak penjaga : “Kenapa kamu bisa masuk ke dalam, Nak.”
Olive : “Aku ga' tahu paman. Tadi aku mau mengambil bola yang masuk di dalam.”
Ibu : “Bola ?”
Olive : “Iya, Bu. Bola pantulku.”
Pak penjaga : “Kok bisa masuk, ya, Bu. Padahal pintu ini sudah terkunci.”
Ibu : “Saya juga ga' tahu, Pak.”
Pak penjaga : “Nak Olive, jangan main dekat pintu itu, ya. Kalau mau main ajak ibu.”
Olive : “Iya, paman.”

Olive yang masih dipangkuan ibunya hanya melihat ke arah pintu itu. Dia melihat Leni dengan rambut panjang terurainya sedih. Lalu menghilang.

Olive : “Bu, tadi dia di sana.” ( menunjuk ke arah pintu ).
Ibu : “Dia siapa, Olive ?”
Olive : “Leni. Teman baru Olive.”
Ibu : “Di mana Olive ?” ( ibu penasaran ).
Olive : “Di sana. Aku takut, Bu.”
Pak penjaga : “Anak itu.”
Ibu : “Anak siapa, pak ?”
Pak penjaga : “Akan saya ceritakan, tapi tidurkan dulu Olive, Bu.”
Ibu : “Olive, sini. Ibu peluk kamu. Tapi kamu tidur, ya.”
Olive : “Baik, bu.”

Tak beberapa lama kemudia Olive tertidur, dan pak penjaga mulain menceritakan semua kronologi kejadiannya.

Pak penjaga : “Ada sekeluarga yang tinggal di sini, memliki satu anak perempuan, yang cantik, dan manis. Sama seperti Olive, dan umurnya juga sama. Namun sayang, ketika keluarga itu bertamasya, anak itu tenggelam di danau dekat mereka tamasya. Saya juga pernah dihantui anak itu, dia mencari keluarganya. Tapi dia ga' mau menemuinya, karena anak itu mengira orangtuanya ga' sempat menolongnya. Dan anak itu mulai menghantui siapa saja. Maafkan saya, bu, karena ga' bilang sebelumnya.”
Ibu : “Ga' apa-apa, Pak. Mungkin saya bisa membantu anak itu.”
Pak penjaga : “Saya sarankan jangan mengusik anak itu, Bu. Biarkan dia.”
Ibu : “Tapi Olive bisa terluka, Pak.”
Pak penjaga : “Lebih baik kita hubungi dulu orangtuanya.”

Keesokan harinya, ketika Olive hendak jalan-jalan sendiri, tiba-tiba Leni muncul. Dia ingin bermain dengan Olive. Tapi Olive merasa ketakutan, dan akhirnya masuk ke dalam rumah dan memeluk ibunya.

Olive : “Ibu.” ( menangis )
Ibu : “Ada apa sayang ??”
Olive : “Ada temanku itu lagi. Tapi aku takut, Bu.”
Ibu : “Di mana ?”
Olive : “Di dekat semak-semak.”
Ibu : “Hmmm, tenang sayang. Ada ibu di sini Sekarang kamu mandi dulu.”
Olive : “Ya, ibu.”

Lalu Olive pun mandi. Ketika dia menyalakan kran, tiba-tiba ada bayangan Leni di sampingnya. Ketika dia menoleh, tak ada Leni. Dan ketika dia mengarah ke air, tiba-tiba kepalanya ditarik menuju dalam bak yang telah terisi air hingga penuh itu. Tapi dia tak bisa berteriak minta tolong. Dan air semakin banyak, hingga keluar. Sang ibu yang mengetahui ada air lalu menuju arah air tersebut. Didapatinya, dan membuka pintu. Ada Olive yang telah terbujur kaku. Olive meninggal. Ibu histeris. Pak penjaga dan Ayah Olive yang baru pulang kerja pun langsung menuju ke kamar mandi.

Ayah : “Ibu, ada apa ??!! Olive kenapa !!?” ( panik ).
Ibu : “Ayah... Olive, Yah. Olive !!!!”
Pak penjaga : “Innalilahi wainnaillaihi rojiun.”
Ayah : “Anak saya kenapa, Pak !!?”
Pak penjaga : “Dia meninggal, Pak.”
Ibu : “Pak, sebaiknya kita harus mencari orangtua anak itu!!”
Pak penjaga : “Baiklah. Mari ikut saya.”

Mereka menuju rumah orangtua Leni yang jaraknya cukup jauh. Jalanan yang tak mendukung, serta banyak pepohonan yang menghalang. Maklum saja, orangtua Leni dari pedesaan.
Sekitar 2 jam perjalanan, tiba juga di kediaman orangtua Leni.

Pak penjaga : “Permisi, Pak.” ( mengetuk pintu ).
Ayah Leni : ( membuka pintu ) “Eh, Bapak. Ada apa, Pak?”
Pak penjaga : “Perkenalkan dulu, ini orangtua Olive.”
Ayah Leni : “Olive ?? Siapa itu, Pak ?”

Pak penjaga menceritakan semua kejadia yang dialami Olive sekeluarga. Orangtua Olive menyarankan agar mereka mendatangi danau yang membuat Leni meninggal untuk meminta maaf kepada Leni. Orangtua Leni sempat menolak, karena mereka berniat ingin menghapus masa lalu yang tak mengenakkan itu, tapi demi kemanusiaan, akhirnya mereka mau. Apalagi, ini sudah menyangkut nyawa. Mereka menuju danau keesokan harinya.
Tiba di danau.

Ayah Leni : “Leni sayang... Maafkan Ayah dan Ibu, ya, Nak. Ayah ga' sempat menyelamatkan kamu. Maafkan Ayah.”
Ibu : “Maafkan Ibu juga, Leni. Ibu yang mengajak kamu untuk bernyanyi di tepi danau.”

Tiba-tiba arwah Leni dan Olive muncul dari dalam danau. Leni dan Olive bergandengan tangan. Dan Leni mulai marah.

Leni : “Kenepa kalian ga' langsung menyelamatkan aku !!? Kenapa kalian hanya berteriak minta tolong !! Aku tenggelam !! Aku ga' bisa berenang !!”
Ibu Leni : “Maafkan kami, sayang.”
Leni : “Itu ga' penting, Yah, Bu. Maaf kalian terlambat. Kenapa kalian ga' meminta maaf dulu. Kenapa baru sekarang, itupun karena suruhan orangtua Olive !!”
Ayah Leni : “Kami ga' tahu kalau kamu mencari ayah dan ibu, Leni.”
Leni : “Terlambat. Aku sudah punya teman. Aku sudah bahagia !!”

Leni dan Olive pun menghilang. Ibu Olive dan Ibu Leni menangis. Mereka menyesal, tak menjaga anaknya dengan baik-baik. Olive dan Leni pun akhirnya bahagia di alam yang berbeda. Bermain penuh suka cita.

Tidak ada komentar: