Gaara Transforms Into Tree Stump - Naruto

Senin, 18 Maret 2013

# PACAR BOHONGAN #


Billa, adalah salah satu perempuan yang mengagumi anak baru di sekolahnya yang bernama Uta. Maklum saja, Uta ini adalah anak blasteran Indo-Jepang yang baru datang ke Indonesia untuk sekolah. Uta termasuk anak yang keren, cakep, dan pintar. Walaupun lama tinggal di Jepang, dia mahir sekali berbahasa Indonesia. Jadi dia tak kesulitan untuk bergaul dengan teman-teman barunya.
Jam istirahat tiba, Billa dan teman culunnya, Joko, makan di kantin. Tiba-tiba gadis-gadis menyuarakan nama Uta, begitu kaget Billa hingga ikut-ikutan celingukan mencari Uta. Tiba-tiba Uta malah duduk di samping Jono. Gadis-gadis masih menggerombol mengikuti Uta.

Billa : “Woy !! Jangan ganggu Uta !! Dia kan mau makan !!”
Alia : “Sirik aja, Lo !! Lagian kan bagusnya Uta makan bekal, bukan jajan.”
Jono : “Lebih baik kalian pergi deh. Kalau tidak nanti aku kasih kalian upil. Hueeee !!” ( mengorek- orek hidung mencari upil )

Karena merasa jijik dengan sikap Jono, gadis-gadis itu pergi, dan kini tinggal Billa, Uta, dan Jono. Mereka berbincang-bincang. Billa benar-benar mati gaya, ketika Uta berbicara padanya, tubuhnya kaku. Dia melihat bibir sexy Uta, dan mata yang gotik harajuku itu. Dia meleleh.

Uta : “Terimakasih, atas bantuan kalian, ya.”
Billa : “Sama.. sama.. Uta.” ( gagap dan gugup )
Jono : “Kalau ada mereka lagi, bertingkahlah jorok, pasti mereka kabur.”
Uta : “Jorok ?? Bisa jadi alternatif . Tapi ada yang lebih sehat lagi ?”
Billa : “Kamu harus punya pacar, Uta.” ( tersenyum. Idenya tiba-tiba muncul )
Jono : “Pacar !!” ( kaget, karena selama ini Jono menyukai Billa )
Uta : “Pacar, ya ?”
Billa : “Iya. Kalau kamu punya pacar pasti mereka tidak akan mengganggumu. Mereka akan illfeel denganmu. Tapi tenang saja, citramu tidak akan pudar.”
Uta : “Boleh juga. Tapi siapa ya. Mencari pacar kan tidak mudah.”
Billa : “Pacar bohong-bohongan kan bisa, Uta.”
Uta : “Waaah, kamu benar-benar cerdik. Tapi siapa yang mau ya ? Masa' sih aku harus memohon kepada para gadis itu.”
Billa : “Aduh, jangan jauh-jauh mencari, Uta.” ( matanya genit )
Jono : “Billa, apa-apaan sih kamu.”
Billa : “Apa sih. Ishhh.”
Uta : “Kamu ?? Kamu benar-benar mau jadi pacar bohonganku ? Tidak takut dengan resiko ?”
Billa : “Perempuan mana yang tidak mau punya pacar sepertimu, Uta. Walaupun bohong-bohongan. Resiko mah, gampang, Uta. Tak perlu kamu pikirkan.”
Jono : ( berdiri menggebrak meja ) “Tidak !! Bil, kamu ini !!”
Billa : “Aku kenapa, Jon !!”
Jono : ( pergi meninggalkan Uta dan Billa )
Uta : “Kenapa temanmu itu ?”
Billa : “Entahlah. Sudah, diamkan saja dia. Jadi bagaimana, Uta ?”
Uta : “Yaaa, jadi kamu mau tidak jadi pacar bohonganku ? Aku janji deh, apapun yang kamu mau aku akan turutin.”
Billa : “Hahahha.. Aku menolongmu iklas kok. Tenang saja.” ( berbisik sendiri ) “Kalau bisa balasannya jadi pacar sesungguhnya.”
Uta : “Apa, Bil ? Kamu ngomong apa barusan ?”
Billa : “Ahahah.. tidak. Bukan apa-apa.”

Seminggu berlalu, Uta dan Billa menjalani kisah asmara yang tidak serius. Tapi Billa dan Uta masing-masing malah merasakan ingin benar-benar menjalin cinta yang sesungguhnya. Tapi Uta berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak jatuh cinta dengan warga Indonesia. Kali ini dia benar-benar harus menjaga janjinya itu.
Hari berganti hari, Uta duduk sendirian di taman sekolah. Maklum saja, semenjak pura-pura berpacaran dengan Billa, gadis-gadis illfeel untuk mendekati Uta. Selain itu Billa terkenal preman dan suka menggertak teman-temannya yang jahat pada yang lemah. Billa termasuk anak yang periang, tomboy dan selalu ceria, walaupun hatinya benar-benar terpuruk karena orangtuanya selalu bertengkar, bahkan pernah dia mendengar kata cerai. Keluarganya sudah hampir hancur.

Uta : “Huft, kenapa hatiku seperti ini, ya. Baru kali ini aku menemui gadis seperti Billa. Di Jepang sana, banyak yang sexy dan cantik-cantik. Tapi Billa benar-benar berbeda. Ada apa dengan Billa, kenapa dia mengusik pikiranku, hatiku selalu gemetar memikirkannya. Jika memang aku jatuh cinta padanya, berarti aku sudah melanggar janjiku.”

Lain halnya dengan Billa, dia malah senyam-senyum membayangkan hari-harinya bersama Uta, walaupun hanya pura-pura, dia sangat senang dan melayang,

Billa : “Aduh, Uta. Kenapa ada makluk yang indah sepertimu di dunia ini. Bibirmu yang sexy, bahkan lebih sexy bibirmu daripada bibirku. Semoga siang-siang begini ada bintang jatuh, dan aku akan berdoa suapa Uta benar-benar jadi pacarku. Hahahha”

Tiba-tiba ada yang menimpuknya dengan botol minuman bekas. Ternyata Alia.

Billa : “Woy !! Macam-macam, Lo, ya !!”
Alia : “Heh, Lo apakan Uta ! Kenapa dia jadi tergila-gila sama Lo !”
Billa : “Heh !! Jangan sembarangan kalau bicara, ya ! Gue mah asli, non embel-embel. Dari hati.”
Alia : “Bohong !! Lo pasti main dukun !!”
Bila : “Astagfirullah, heh, pikiran Lo cetek sekali ternyata ya.”

Tiba-tiba Jono datang melerai mereka.

Jono : “Hey hey hey !!! Stop !! Kalian ini seperti ibu-ibu di pasar berebut daging ayam saja.”
Alia : “Iya. Memang, kok. Daging ayamnya , ya Uta.”
Jono : “Uta lagi, Uta lagi. Heh, kalian apa tidak pernah berfikir semenjak Uta ada di sini, sekolah kita selalu saja bermasalah. Apalagi kalian ini.”
Billa : “Heh, Jon, ini tidak ada urusannya dengan Uta. Dia mah sekolah ya sekolah saja, dia di sini mau sekolah. Kamu sih, tidak tahu kehidupan Uta.”
Jono : “Iya, aku memang tidak tahu kehidupan Uta. Tapi aku tahu karakternya. Dia hanya ingin tebar pesona dan membohongi para gadis dengan kekerenannya. Kali ini dia membohongimu, Bil. Sadarlah. Kamu telah ditipu daya olehnya.”
Billa : “Astagfirullah. Pikiran kalian ini benar-benar cetek sekali. Sudahlah, bodo amat.” ( pergi )
Alia : “Lo kenapa begitu, Jon ? Apa benar Uta seperti itu ?”
Jono : “Tidak. Tapi aku merasa tersingkir setelah kehadiran Uta di hati Billa. Padahal dari dulu, aku menyukai Billa, Al.”
Alia : “Cinta memang kadang tidak adil, Jon. Tapi kuatlah, di luar sana pasti kamu menemukan yang lebih baik dari Billa, jika dandananmu juga diubah.” ( pergi )

Terlintas, Jono tersadar. Selama ini dia tidak pernah pacaran karena dia sangat culun. Jadi dia berencana untuk mengubah penampilannya agar semua gadis tertarik padanya, termasuk Billa.
Keesokan harinya, seperti biasa, Uta memboncengkan Billa dengan naik mobil. Mereka melihat kerumunan gadis-gadis, dan dengan penasarannya mereka juga melihat. Astaga, Jono berubah penampilan. Dia terlihat lebih keren dari Uta.

Billa : “Jono !!?”
Jono : “Hay, Billa. Bagaimana penampilanku ?”
Billa : “Ini... ini mah, keren sekali !!!”
Jono : “Ya dong.”
Billa : “Gila, kamu. Hebat. Belajar dari mana, Jon, kamu berubah seperti ini ?”

Jono : “Ada pokoknya. Seseorang. Hehehhe.”
Billa : “Hebat.”

Begitu terkagum-kagumnya Billa pada Jono hingga melupakan Uta yang dari tadi melihat perubahan sikap Billa. Pikirnya, Billa termasuk anak yang plinplan. Begitu melihat yang lebih keren, lalu meninggalkan yang lama. Dengan rasa sedih, Uta pergi. Hingga beberapa lama, Billa mencari Uta. Akhirnya mereka bertemu, di pintu gerbang belakang sekolah.

Billa : “Uta !!”
Uta : “Billa ?”
Billa : “Dari mana saja, kamu ? Aku mencarimu.”
Uta : “Dari tadi aku di sini. Kamu lupa, ya denganku gara-gara melihat Jono berubah seperti itu ?”
Billa : “Aduh, maafkan aku, ya, Uta. Aku tidak bermaksud seperti itu.”
Uta : “Tidak apa-apa, kok, Bil.” ( bersedih )
Billa : “Kenapa kamu bersedih, Uta ?”
Uta : “Ah, ketahuan juga kalau aku bersedih, ya ? Sebenarnya, aku berfikir suatu hari nanti akan menyatakan cinta padamu. Tapi sepertinya kamu hanya bermain-main denganku.”
Billa : “Maksudnya bagaimana, sih, Uta ?”
Uta : ( menggeram pundak Billa ) “Aku suka padamu !!”
Billa : ( kaget ) “Uta ??”
Uta : “Tapi aku melihat perubahan sikapmu, kamu begitu tergoda dengan Jono yang berubah menjadi keren itu. Aku sedih, Bil. Aku tahu, kamu juga suka kan padaku ? Pandanganmu waktu itu kepadaku itu sudah membuktikannya.”
Billa : “Perlu kamu tahu, Uta, aku tidak berubah setelah melihat Jono, Uta. Aku hanya takjub. Kamu tahu, kan bagaimana Jono itu. Culun sekali. Bahkan lebih culun dari yang culun-culun. Aku suka padamu, Ta. Aku sangat suka dan ingin sekali menjadi pacar sesungguhnya. Tapi aku tidaklah sempurna sepertimu. Aku tidak cantik, dadaku tidak besar, pahaku tidak mulus, nafasku bau, dan aku seperti laki-laki.”
Uta : “Jika kamu suka padaku, pukullah aku yang sudah berburuk sangka padamu. Bahkan aku telah melanggar janjiku, aku tidak akan jatuh cinta pada perempuan Indonesia, tapi kenyatannya aku benar-benar menyukaimu. Sungguh-sungguh menyukaimu.”
Billa : “Uta ...”

Billa memeluk, dan menangis di pelukan Uta. Uta malah mencium bibir Billa dengan mesra. Jono yang melihat kejadian itu merasa tak berguna, dia sudah susah payah merubah dirinya, tapi Billa tidak mengganggapnya. Kini Billa dan Uta resmi pacaran, sedangkan Jono kembali culun seperti biasa, namun Billa dan Jono masih bersahabat.



Tidak ada komentar: