Gaara Transforms Into Tree Stump - Naruto

Kamis, 14 Maret 2013

# LOVE YOU SO MUCH #

Braakk !!! Tak sengaja Syerin menabrak seorang cowok dari belakang dengan sepedanya. Cowok itu terjatuh hingga terluka, hanya lecet, sih, tapi dia marah-marah kepada Syerin.

Vino : “Woy !! Bisa naik sepeda tidak sih !!”
Syerin : “Maaf, astagfirullah, saya tidak sengaja. Maafkan atas kesalahan saya, mas.” ( kepalanya tertunduk, merasa bersalah )
Vino : “Maaf maaf. Memangnya dengan maaf lukaku bisa sembuh apa !!”
Syerin : “Lalu saya harus bagaimana mas ? Aduhh, tapi serius dah, saya tidak sengaja.”

Syerin menengadahkan mukanya, membuat Vino terpana. Wajahnya manis, matanya berbinar hampir nangis. Jantungnya berdegup kencang setelah melihat paras cantik ada dalam diri Syerin. Vino ingin tahu lebih dalam mengenai gadis itu, lalu Vino mempunyai ide.

Vino : “Kamu menginap di rumahku selama 3 bulan.”
Syerin : “Ha !! 3 bulan mas ??”
Vino : “Iya. Kenapa ! Kalau kamu tidak mau yaa urusanmu dengan polisi.”
Syerin : “Aduuh, jangan mas. Saya dari kampung, saya tidak punya keluarga di sini. Ini saja saya menginap di rumah Paman saya.”
Vino : “Bodo amat soal itu. Gimana ?”
Syerin : “Saya ijin dulu sama Paman saya, ya mas.”
Vino : “Kelamaan ! Sekarang cepat, boncengkan aku dengan sepedamu itu ke rumahku.”
Syerin : “Tapi Paman saya, mas. Saya harus menemui Paman saya agar dia tidak mencari saya.”
Vino : “Nanti biar itu aku yang urus.”

Vino terus memaksa. Akhirnya Syerin mau. Sebenarnya juga Syerin sedang mencari pekerjaan. Makanya dia datang ke kota, eh malah jadi begini. Tiba di rumah Vino. Rumahnya besar, tamannya juga besar. Maklum saja, Vino memang anak orang kaya, namun orangtuanya sudah lama meninggal. Kini dia pewaris tunggal dan kini memimpin perusahaan milik orangtuanya.

Syerin : “Wah, mas, rumahnya besar sekali.”
Vino : “Jangan panggil Mas. Panggil saja Vino.”
Syerin : “Oh, iya, maaf, Vino. Hahha... kaku mas.”
Vino : “Biasakan saja memanggilku itu !”
Syerin : “Iya iya. Jangan marah-marah, nanti cepat tua.”
Vino : “Hm. Sekarang, obati kakiku ini. Aku tidak mau infeksi.”
Syerin : “Oh, iya. Iya. Baiklah.”

Dengan setulus hati Syerin mengobati kaki Vino akibat kesalahannya itu. Sedangkan Vino malah dengan santainya menonton televisi. Tapi sesekali memandangi wajah Syerin yang polos dan cantik itu.

Vino : “Cukup. Oh iya, namamu siapa ?”
Syerin : “Oh iya, daritadi saya belum memperkenalkan diri. Kenalkan, nama saya Syerin.” ( mengajak salaman )
Vino : “Tanganmu kotor.”
Syerin : “Oh, maaf.”
Vino : “Bagus juga namamu, ya, Syerin.”
Syerin : “Terimakasih, Vin. Mmm, jadi saya di sini menginap ?”
Vino : “Yap. Tapi juga kamu jadi asisten rumah tanggaku. Kebetulan, pembantu sedang pulang kampung. Tenang saja, aku akan menggajimu.”
Syerin : “Mmm, ya kalau begitu aku mulai sekarang saja, ya Vin. Rumahmu benar-benar kotor.”
Vino : “Tunggu !”

Syerin hendak memulai membersihkan, namun ketika dia beranjak bangun dari duduknya, tangganya ditarik oleh Vino hingga hampir terjatuh, untung saja Syerin terjatuh di atas badan Vino. Wajah mereka berhadapan begitu dekat. Mereka terdiam saling mengagumi dalam hati.

Syerin : “Subhanallah.. Begitu indahnya mata mas Vino ini. Dari sikap kasarnya, ternyata ada sisi keindahan yang tersembunyi dalam mata mas Vino. Ganteng sekali, Ya Allah.”
Vino : “Gadis ini, kenapa jantungku berdegup kencang. Apa ini.”

                            Setelah lama saling memngagumi, Syerin tersadar, dan.............
Syerin : “Vino...”
Vino : “Eh, apa-apaan ini.”
Syerin : “Kamu duluan yang menarik tanganku. Jadinya aku terjatuh.” ( bangun )
Vino : “Ohh, maaf. Tadi aku mau meminta kamu untuk.... Mmm, menyiapkan handuk. Aku mau mandi.” ( Vino juga bangun dengan wajah malu ).
Syerin : “Oh, baiklah. Handuk ada di mana , ya ?”
Vino : “Ada di atas. Ambil saja yang warna biru.”
Syerin : “Baik, Tuan.”

Syerin mengambil handuk warna biru, dan memberikannya kepada Vino yang ada di dalam kamar mandi telanjang dada.

Syerin : “Kamu di dalam, Vin ??”
Vino : “Iya. Mana handuknya ?”
Syerin : “Ini.”
Vino : “Mana !! Masuk sajalah.”
Syerin : “Ha !! Masuk ?! Tidak, Vin. Jangan. Kita bukan muhrim.”
Vino : “Tidak apa-apa. Cepatlah ! Kalau tidak akan kutambah waktumu !”
Syerin : “Iya, baiklah.”

Perlahan namun pasti, Syerin memasuki kamar mandi yang tengah dipakai oleh Vino. Untung saja ada pembatas berupa plastik transparan, walaupun begitu Syerin tetap takut. Syerin memberikan handuk itu, namun karena rasa gugupnya, Syerin terpeleset dan akhirnya terjatuh.
Syerin : “Aduh,...”
Vino : “Kamu kenapa, Rin ?” ( dia keluar dari bak dan kali ini benar-benar telanjang )
Syerin : ( melihat Vino ) “Astagfirullah, Vin. Tutupi badan kamu. Cepat !!”
Vino : “Tidak apa-apa. Ayo bangun.” ( mengulurkan tangan ).
Syerin : ( bangun dan membalikkan badan ) “Kamu tidak malu apa, Vin ?”
Vino : “Tidak. Kan kelak aku juga akan memperlihatkannya kepada istriku.” ( memeluk Syerin )
Syerin : ( kaget ketika tubuhnya basah karena Vino memeluknya ) “Kamu....”
Vino : “Kamu cantik sekali, Rin. Entah kenapa, jantungku benar-benar bedegup kencang setelah melihatmu. Mungkin aku jatuh cinta padamu.”
Syerin : “Tapi... tapi kita baru berkenalan, Vin. Tidak mungkin secepat ini.”
Vino : “Aku merasa jauh mengenalmu setelah memelukmu.” ( mendorong hingga Syerin terpojok )
Syerin : “Vin, aku tidak bisa bergerak.”
Vino : “Maaf. Tapi aku ingin sekali memelukmu seperti ini. Aku ingin kasih sayang darimu, Rin. Selama 3 tahun yang lalu aku tidak pernah merasakan kasih sayang. Aku mohon, sayangi aku.”
Syerin : “Tapi tolong lepaskan aku, Vin. Aku tak bisa bergerak.
Vino : ( melepas pelukannya, tapi tangannya masih menahan tubuh Syerin ) “Cium aku.”
Syerin : “Ha !! Cium kamu ?”
Vino : “Aku mohon.”

Tubuh Syerin bergemetar, takut, dan gugup. Vino masih telanjang. Apa-apaan itu, sesuatu menyenggol perut Syerin. Wajah Vino maju sedikit demi sedikit siap-siap mencium bibir Syerin. Sedangkan mata Syerin merem karena baru pertama kalinya. Mereka hampir dekat, dan akhirnya mereka berciuman. Berciuman lama sekali, tangan Vino mulai turun, meraba tubuh Syerin. Dan membuka kancing baju Syerin. Karena Syerin tak bisa bergerak sedikitpun, maka dia pasrah saja. Asalkan Vino tidak mencuri strart. Vino memang cabul. Kini Vino lengah, dan siap-siap Syerin untuk melepaskan diri, dan akhirnya bisa. Segera Syerin menutupi badannya yang sudah terbuka itu.

Syerin : “Anak bodoh !! Syeriiiinnn !!! Kok bisa-bisanya sih bertemu dengan laki-laki macam Vino itu. Kenapa jadi seperti ini, aaahh !! Aku harus pergi dari sini. Kasihan Paman juga jika mencariku. Tapi aku pasti kena masalah, harus berurusan dengan polisi. Tapi aku kan tidak sengaja, lagipula luka Vino juga cuma lecet doang.”

Syerin pergi ke dapur. Menyiapkan makan untuk Vino. Mereka makan berdua.

Vino : “Rin, maaf ya tadi di kamar mandi.”
Syerin : “Oh. Iya, asal jangan diulangi lagi. Kalau mau seperti itu, menikahlah dulu. Nanti kamu dosa.”
Vino : “Menikah denganmu.”

Vino memulai lagi. Kedua tangannya menahan wajah Syerin.

Vino : “Kamu mau, kan menikah denganku ? Aku benar-benar jatuh cinta sekali padamu, Rin. Aku mohon. Aku janji dan akan kubuktikan, aku tidak akan melakukan ini pada gadis lain. Hanya kamu. Janjiku bukan janji manis. Aku benar-benar bisa tahu arti kasih sayang darimu ketika kamu mengobati kakiku tadi.”
Syerin : “Benar kamu sayang padaku, Vin ? Tidak bohong ? Aku tidak suka dibohongi, Vin.”
Vino : “Jika aku berbohong padamu sedikitpun, kamu boleh menganiayaku.”
Syerin : “Mmm, kalau begitu, kita harus kembali ke Paman, dan kepada orangtuaku di kampung.”
Vino : “Baiklah. Sekarang juga ayo kita kesana.”

Ternyata Vino memang benar-benar jatuh cinta pada Syerin. Bukan cinta sembarang cinta, cinta yang tulus datang dari dalam diri Vino yang cabul itu, tapi dia akan berubah.
Mereka pulang menemui orangtua Syerin. Setelah menjelaskan panjang lebar akhirnya orangtuanya merestui hubungan mereka.
Mohon maaf jika ada kesalahan dan kenegatifan cerita.. :)

Tidak ada komentar: