Gaara Transforms Into Tree Stump - Naruto

Kamis, 26 April 2012

# MESSAGE FROM THE GRAVE #

Kesepian di tempat gelap, sangat menyiksa.
Gelap, penat, dan tak bisa bernafas.
Mencari teman yang mungkin akan menemani.
Tapi, kenapa mereka takut ??

Suatu hari Risa sedang melihat suasana kota dari apartemennya. Jalanan terlihat ramai dan indah. Tapi ia tak peduli dengan semua itu. Ia hanya memikirkan kaki kirinya yang telah digips beberapa bulan yang lalu akibat kecelakaan yang terjadi di depan apartemennya. Jika kakinya masih digips, bagaimana bisa dia menikmati dunia luar.
Hingga suatu kejadian terjadi padanya. Dia menerima pesan singkat dari seseorang yang tak dikenalnya. Awalnya dia acuh, tapi daripada tak ada kerjaan, ia membalasnya.

Nomor : “Apa aku mengenalmu?”
Risa : ( mengacuhkan pesan itu, dan kembali melihat suasana kota ).
Nomor : “Aku hanya ingin jadi temanmu.”
Risa : ( masih tak peduli dengan isi sms nyasar itu. Tapi dari pada tak ada kerjaan, lalu dia membalas sms dari orang tersebut ) “Apa aku mengenalmu?”
Nomor : “Belum. Mungkin nanti.” ( merespon dengan baik ).
Risa : “Kau cewek atau cowok?”
Nomor : “Cowok.”
Risa : (membaca isi sms dari orang tersebut yang ternyata cowok, ia senang, riang gembira. Karena memang dia hendak mencari seorang pacar ).

Lalu dimulailah perkenalan antara mereka berdua.
Siangnya Risa mencoba menghubungi nomor tersebut. Namun nomor itu tidak aktif. *Maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi*. Risa mencoba untuk sms : “Hello :)”. Lalu melihat, apakah ada pesan baru. Ternyata tidak.
Malam tiba. Tiba-tiba Risa dikagetkan dengan sms dari nomor itu.

Nomor : “Hai, ini aku. Kau sedang apa?”
Risa : “Menikamti malam di kamar. Dan kau ?”
Nomor : “Berbaring. Sendirian saja.”
Risa : “Apa kau punya akun facebook atau twitter ?”
Nomor : ( dengan cepatnya membalas pesan Risa ) “Maaf, aku tak punya komputer. Kamarku sangat penuh.”
Risa : “Sayang sekali. Kalau kau bosan kita bisa chating, kan?”
Nomor : “Aku tidak sedang bosan. Kalau kau ?”
Risa : “Tidak. Hanya kesepian. Aku sudah cukup lama mengurung diri di kamar.”
Nomor : “Aku juga. Aku kesepian 100 hari lamanya. Apa kau sakit ?”
Risa : ( ia merasa aneh dengan sms dari nomor itu ) “Tidak. Hanya kurang beruntung. Taxi yang kutumpangi mengalami kecelakaan. Kakiku telah digips selama lebih 3 bulan.”
Nomor : “Bergembiralah. Tiap awan mempunyai lapisan perak.”

Membaca itu, Risa sangat senang. Orang asing itu merespon Risa dengan sangat baik.
Malam berikutnya. Risa sedang bermalas-malasan di kamarnya. Membaca majalah, bermain laptop, dan melakukan kegiatan yang sudah ia lakukan semua sehingga ia bosan.

Nomor : “Sudah mau tidur ?”
Risa : “Tidak. Aku belum ngantug.”
Nomor : “Boleh kulihat fotomu ?”
Risa : “Bagaimana kalau kita saling bertukar foto ?? Ok ?”
Nomor : “Tidak masalah. Kau kirim duluan fotomu.”
Risa : ( langsung berdandan, lalu mengirimkan foto kepada orang asing itu ) “Tidak secantik yang kau bayangkan.”
Nomor : “Tidak setampan yang kau harapkan.”
Risa : ( tak menyangka jika orang itu mengirim balik foto Risa ) “Curang. Ini kan fotoku.”
Nomor : “Lihat baik-baik. Aku di sampingmu.”
Risa : ( melihat lagi fotonya. Tapi hanya dia yang ada di foto itu. Dia melihat lebih dekat lagi. Dan ternyata setelah dilihatnya baik-baik, memang benar ada bayangan. Ia semakin takut dan aneh. Lalu ia menghentikan percakapan lewat sms tersebut ).

Siang berikutnya. Iseng-iseng Risa mencari tahu data nomor telepon di seluruh negara. Tapi ia ragu-ragu. Ia mencoba menelpon nomor itu. Tapi tak aktif lagi. *Maaf, nomor yang anda hubungi terputus.*
Malam berikutnya. Tak sengaja ia mengeklik informasi tentang kematian putra dari orang terkaya di kotanya. Ia kaget bukan main. Ia membaca ada tulisan “Putra sang pejabat terkaya meninggal dunia di Jalan Kenanga 3 bulan yang lalu. Penyebabnya belum diketahui. 100 hari sejak pemakamannya. Ada yang bilang dia bunuh diri. Ada juga yang bilang ayahnya menaruh ponsel di peti jenasah putranya, agar putranya tidak merasa kesepian atau ingin menghubunginya.”
Lalu dia membaca sms-sms dari orang itu sebelumnya. “Aku juga. Aku kesepian 100 hari lamanya.” Lalu ia melihat foto yang dikirmkan ke orang itu. Tiba-tiba komputernya mati. Ia celingak-celingukan di kamranya. Ia takut. Tiba-tiba hp yang ada digenggamannya terbang, dan jatuh di bawah kamar tidurnya. Ia mencari penggaris untuk mengambilnya. Tapi hpnya sudah ada di hadapannya. Tiba-tiba ada sms dari orang itu.

Nomor : “Mengapa kau takut ?”
Risa : ( membuang hpnya. Tapi orang itu terus mengirikan pesan. Dengan takut Risa tetap membuka sms itu ).
Nomor : Jangan tutup hpmu atau kau akan menyesal. Aku lewat apartemenmu. Bisa kita ketemu?”
Risa : “Jangan. Kumohon. Pacarku akan marah.”
Nomor : “Bohong! Dia tidak ada. Kau sendirian. Aku sudah di depan pintu apartemenmu.”

Entah kenapa ruangan atau tempat yang sudah dilewati orang itu lampu di setiap ruangannya padam.

Nomor : “Aku masuk.”
Risa : “Kumohon !! Jangan ganggu aku !!” ( menangis ketakutan )
Nomor : “Aku tak mengganggumu. Aku hanya ingin berteman denganmu. Aku ingin bertemu denganmu. Aku sudah hampir di depan pintu kamarmu.”

Dengan cepat Risa menutup pintu kamarnya. Ia terjatuh, karena gips di kakinya cukup berat. Dan lampu terus padam. Hingga sampai di kamar Risa. Lampu kamarnyapun padam. Orang itu sudah masuk.

Nomor : “Aku di sini.”

Risa ketakutan. Ia menerangi ruangannya dengan cahaya dari hp. Tiba-tiba ia dikagetkan oleh wajah seseorang. Yang tak lain adalah wajah orang itu. Lalu ia terjatuh dari kamarnya yang berlantai 7 itu. Risa tewas seketika.
Tiba-tiba wallpaper di hp Risa berganti menjadi fotonya dan orang itu yang dikirimkan beberapa waktu yang lalu selama perkenalan.
Awal cerita sebelum orang asing itu meninggal, pacarnya memutuskan hubungan mereka.

Pacar : “Dit, aku ingin putus denganmu. Aku punya pacar baru.”

Dengan perasaan kesal, marah, dan sedih menjadi satu. Adit, nama orang itu, mencoba bunuh diri dengan menabrakkan diri dengan taxi yang lewat di sana. Dan terjadilah tabrakan yang menyebabkan Adit tewas seketika. Dan Risa yang ternyata ada di dalam taxi itu, membuat kaki kiri Risa patah.

Tidak ada komentar: