Kesepian di
tempat gelap, sangat menyiksa.
Gelap, penat,
dan tak bisa bernafas.
Mencari teman
yang mungkin akan menemani.
Tapi, kenapa
mereka takut ??
Suatu
hari Risa sedang melihat suasana kota dari apartemennya. Jalanan
terlihat ramai dan indah. Tapi ia tak peduli dengan semua itu. Ia
hanya memikirkan kaki kirinya yang telah digips beberapa bulan yang
lalu akibat kecelakaan yang terjadi di depan apartemennya. Jika
kakinya masih digips, bagaimana bisa dia menikmati dunia luar.
Hingga
suatu kejadian terjadi padanya. Dia menerima pesan singkat dari
seseorang yang tak dikenalnya. Awalnya dia acuh, tapi daripada tak
ada kerjaan, ia membalasnya.
Nomor :
“Apa aku mengenalmu?”
Risa :
( mengacuhkan pesan itu, dan kembali melihat suasana kota ).
Nomor :
“Aku hanya ingin jadi temanmu.”
Risa :
( masih tak peduli dengan isi sms nyasar itu. Tapi dari pada tak ada
kerjaan, lalu dia membalas sms dari orang tersebut ) “Apa aku
mengenalmu?”
Nomor : “Belum. Mungkin nanti.” ( merespon dengan baik ).
Nomor : “Belum. Mungkin nanti.” ( merespon dengan baik ).
Risa :
“Kau cewek atau cowok?”
Nomor : “Cowok.”
Nomor : “Cowok.”
Risa :
(membaca isi sms dari orang tersebut yang ternyata cowok, ia senang,
riang gembira. Karena memang dia hendak mencari seorang pacar
).
Lalu
dimulailah perkenalan antara mereka berdua.
Siangnya
Risa mencoba menghubungi nomor tersebut. Namun nomor itu tidak aktif.
*Maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Cobalah beberapa
saat lagi*. Risa mencoba untuk sms : “Hello :)”. Lalu melihat,
apakah ada pesan baru. Ternyata tidak.
Malam
tiba. Tiba-tiba Risa dikagetkan dengan sms dari nomor itu.
Nomor :
“Hai, ini aku. Kau sedang apa?”
Risa :
“Menikamti malam di kamar. Dan kau ?”
Nomor : “Berbaring. Sendirian saja.”
Nomor : “Berbaring. Sendirian saja.”
Risa :
“Apa kau punya akun facebook atau twitter ?”
Nomor : ( dengan cepatnya membalas pesan Risa ) “Maaf, aku tak punya komputer. Kamarku sangat penuh.”
Risa : “Sayang sekali. Kalau kau bosan kita bisa chating, kan?”
Nomor : ( dengan cepatnya membalas pesan Risa ) “Maaf, aku tak punya komputer. Kamarku sangat penuh.”
Risa : “Sayang sekali. Kalau kau bosan kita bisa chating, kan?”
Nomor :
“Aku tidak sedang bosan. Kalau kau ?”
Risa : “Tidak. Hanya kesepian. Aku sudah cukup lama mengurung diri di kamar.”
Risa : “Tidak. Hanya kesepian. Aku sudah cukup lama mengurung diri di kamar.”
Nomor :
“Aku juga. Aku kesepian 100 hari lamanya. Apa kau sakit ?”
Risa : ( ia merasa aneh dengan
sms dari nomor itu ) “Tidak. Hanya kurang beruntung. Taxi yang
kutumpangi mengalami kecelakaan. Kakiku telah
digips selama lebih 3 bulan.”
Nomor :
“Bergembiralah. Tiap awan mempunyai lapisan perak.”
Membaca
itu, Risa sangat senang. Orang asing itu merespon Risa dengan sangat
baik.
Malam
berikutnya. Risa sedang bermalas-malasan di kamarnya. Membaca
majalah, bermain laptop, dan melakukan kegiatan yang sudah ia lakukan
semua sehingga ia bosan.
Nomor :
“Sudah mau tidur ?”
Risa : “Tidak. Aku belum ngantug.”
Risa : “Tidak. Aku belum ngantug.”
Nomor :
“Boleh kulihat fotomu ?”
Risa : “Bagaimana kalau kita saling bertukar foto ?? Ok ?”
Risa : “Bagaimana kalau kita saling bertukar foto ?? Ok ?”
Nomor :
“Tidak masalah. Kau kirim duluan fotomu.”
Risa :
( langsung berdandan, lalu mengirimkan foto kepada orang asing itu )
“Tidak secantik yang kau bayangkan.”
Nomor :
“Tidak setampan yang kau harapkan.”
Risa :
( tak menyangka jika orang itu mengirim balik foto Risa ) “Curang.
Ini kan fotoku.”
Nomor :
“Lihat baik-baik. Aku di sampingmu.”
Risa :
( melihat lagi fotonya. Tapi hanya dia yang ada di foto itu. Dia
melihat lebih dekat lagi. Dan ternyata setelah dilihatnya
baik-baik, memang benar ada bayangan. Ia semakin takut dan aneh.
Lalu ia menghentikan percakapan lewat sms tersebut ).
Siang
berikutnya. Iseng-iseng Risa mencari tahu data nomor telepon di
seluruh negara. Tapi ia ragu-ragu. Ia mencoba menelpon nomor itu.
Tapi tak aktif lagi. *Maaf, nomor yang anda hubungi terputus.*
Malam
berikutnya. Tak sengaja ia mengeklik informasi tentang kematian putra
dari orang terkaya di kotanya. Ia kaget bukan main. Ia membaca ada
tulisan “Putra sang pejabat terkaya meninggal dunia di Jalan
Kenanga 3 bulan yang lalu. Penyebabnya belum diketahui. 100 hari
sejak pemakamannya. Ada yang bilang dia bunuh diri. Ada juga yang
bilang ayahnya menaruh ponsel di peti jenasah putranya, agar putranya
tidak merasa kesepian atau ingin menghubunginya.”
Lalu
dia membaca sms-sms dari orang itu sebelumnya. “Aku juga. Aku
kesepian 100 hari lamanya.” Lalu ia melihat foto yang dikirmkan ke
orang itu. Tiba-tiba komputernya mati. Ia celingak-celingukan di
kamranya. Ia takut. Tiba-tiba hp yang ada digenggamannya terbang, dan
jatuh di bawah kamar tidurnya. Ia mencari penggaris untuk
mengambilnya. Tapi hpnya sudah ada di hadapannya. Tiba-tiba ada sms
dari orang itu.
Nomor :
“Mengapa kau takut ?”
Risa : ( membuang hpnya. Tapi orang itu terus mengirikan pesan. Dengan takut Risa tetap membuka sms itu ).
Risa : ( membuang hpnya. Tapi orang itu terus mengirikan pesan. Dengan takut Risa tetap membuka sms itu ).
Nomor :
Jangan tutup hpmu atau kau akan menyesal. Aku lewat apartemenmu. Bisa
kita ketemu?”
Risa :
“Jangan. Kumohon. Pacarku akan marah.”
Nomor :
“Bohong! Dia tidak ada. Kau sendirian. Aku sudah di depan pintu
apartemenmu.”
Entah
kenapa ruangan atau tempat yang sudah dilewati orang itu lampu di
setiap ruangannya padam.
Nomor :
“Aku masuk.”
Risa :
“Kumohon !! Jangan ganggu aku !!” ( menangis ketakutan )
Nomor :
“Aku tak mengganggumu. Aku hanya ingin berteman denganmu. Aku ingin
bertemu denganmu. Aku sudah hampir di depan pintu kamarmu.”
Dengan
cepat Risa menutup pintu kamarnya. Ia terjatuh, karena gips di
kakinya cukup berat. Dan lampu terus padam. Hingga sampai di kamar
Risa. Lampu kamarnyapun padam. Orang itu sudah masuk.
Nomor :
“Aku di sini.”
Risa
ketakutan. Ia menerangi ruangannya dengan cahaya dari hp. Tiba-tiba
ia dikagetkan oleh wajah seseorang. Yang tak lain adalah wajah orang
itu. Lalu ia terjatuh dari kamarnya yang berlantai 7 itu. Risa tewas
seketika.
Tiba-tiba
wallpaper di hp Risa berganti menjadi fotonya dan orang itu yang
dikirimkan beberapa waktu yang lalu selama perkenalan.
Awal
cerita sebelum orang asing itu meninggal, pacarnya memutuskan
hubungan mereka.
Pacar :
“Dit, aku ingin putus denganmu. Aku punya pacar baru.”
Dengan
perasaan kesal, marah, dan sedih menjadi satu. Adit, nama orang itu,
mencoba bunuh diri dengan menabrakkan diri dengan taxi yang lewat di
sana. Dan terjadilah tabrakan yang menyebabkan Adit tewas seketika.
Dan Risa yang ternyata ada di dalam taxi itu, membuat kaki kiri Risa
patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar