Gaara Transforms Into Tree Stump - Naruto

Selasa, 30 Oktober 2012

# AKU SUKA KAKAKKU #

Yuka, seorang cewek yang sudah 6 tahun ini diam-diam menyukai Kyo, cowok biasa-biasa saja tetapi menurutnya dia tampan. Padahal sebenarnya sudah 1 tahun yang lalu Kyo menikah dengan Megumi, karena memang umur Kyo sudah matang untuk menikah. Yuka menyukai Kyo sejak masih SMP. Umurnya 14 tahun, hingga umur 20 tahun ini, Yuka masih saja menyukai Kyo. Sedangkan umur Kyo sekarang sudah 25 tahun. Kyo menikah dengan Megumi dan memiliki satu anak perempuan yang bernama Yukito.

Pada suatu hari, ketika Yuka hendak berangkat kuliah. Tanpa sengaja dia melihat Kyo sedang buru-buru dengan mengendarai motornya. Karena perasaan suka masih tersimpan di hati Yuka, dengan kecepatan penuh mengendarai motornya, Yuka mengejar Kyo. Entah kemana Kyo, Yuka tak tahu.

“Kyo tadi kemana, ya ? Haduuh, cepat sekali menghilangnya.” kata Yuka sendiri. Lalu kembali ke kampus.

Di kampus pun Yuka masih terheran-heran dan bertanya-tanya. Kemanakah Kyo pergi ? Pikir Yuka mungkin telat kerja atau, apa ? Tiba-tiba saja lamunan Yuka dikagetkan oleh temannya, Misa.

“Hey, jangan ngelamun terus.” Misa mengagetkan.
“Eh, kamu, Misa.” Yuka terperangah.
“Kamu memikirkan apa, Yuka ?” tanya Misa.
“Bukan apa-apa, kok.” Yuka memang merahasiakannnya pada siapapun kalau dia menyukai Kyo. Bahkan orangtuanya pun tak tahu.
“Bohong. Aku tahu, kalau kamu seperti ini kamu pasti sedang jatuh cinta.”
“Lebih tepatnya clbk, Sa. Clbk pada orang yang belum pernah menjadi pacarku sebelumnya.”
“Maksudnya ?” Misa bingung.
“Yaaa, aku clbk. Pokoknya C-L-B-K.”
“Pada Sasori, ya ??” Misa menggoda.
“Bukan. Bukan Sasori. Dia sudah bekerja, dan bahkan memiliki anak.”
“Wach, ayo kita ke rumah sakit, Yuka. Sepertinya kamu sakit.”
“Tidak !! Aku sehat-sehat saja, kok. Ah, susah, ach ! Kamu tidak mengerti,sih. Coba kalau kamu jadi aku. Bingung pasti.” Yuka marah-marah.
“Aku jadi diriku sendiri saja sudah bingung, apalagi jadi kamu.”
“Baiklah. Aku akan ceritakan semua padamu. Dan ini adalah curhatku yang pertama kepadamu tentang orang itu. Misa, aku menyukai seorang cowok yang sudah 6 tahun kusukai. Hanya sebatas suka, tapi belum pernah pacaran dengannya. 6 tahun , sejak aku masih SMP, hingga sekarang perasaan ini masih ada di hatiku. Tapi sayang, dia sudah menikah dan memiliki anak.” Yuka menjelaskan.
“Pasti dulu kamu takut untuk mengungkapkan kalau kamu suka.”
“Jelas saja. Aku takut dia malah jauh denganku. Yaaa... Memang sebelumnya kita jarang berbincang-bincang. Bahkan tidak pernah.” Yuka meneruskan.
“Bagaimana kamu menyukainya kalau bicara dengannya saja tidak pernah ?”
“Entahlah. Perasaan itu muncul begitu saja. Dengan hanya melihat betapa indahnya dia. Dia seperti malaikat, Misa. Aku suka dengannya, mungkin bahkan lebih dari istrinya yang sayang dengannya.” Yuka membayangkan wajah Kyo.
“Kamu memang sudah gila. Kenapa menyukai orang yang sudah menikah.”
“Salah, ya ? Dosa ? Aku sudah yakin, jika aku ceritakan ini kamu hanya mengejekku seperti itu dan tidak membantuku.” Yuka kembali cemberut.
“Aku harus bantu apa, Yuka.”
“Aku tadi melihat cowok itu sedang buru-buru lewat depan toko kue di ujung jalan. Besok pagi sekitar jam 8 aku jemput kamu. Kita buntutin kemana cowok itu pergi.” Yuka semangat.
“Terserah kamu saja. Yang penting ada komisinya.” Misa mata duitan.
“Gampang.”

Akhirnya mereka sepakat untuk membuntuti kemana Kyo pergi. Yuka memang masih menyukai Kyo, bahkan lebih besar dari beberapa tahun yang lalu. Ketika Yuka mengetahui bahwa Kyo menikah, begitu hancurnya hati Yuka. Dia bahkan tidak pulang ke rumah selama 2 hari hanya untuk merenungi semua itu. Sebenarnya Kyo juga tahu, jika Yuka menyukainya. Karena memang setiap cewek yang menyukai Kyo lagak-lagaknya memang seperti Yuka. Memandanginya terus seperti bunga yang indah dan ingin sekali dipetiknya.

Keesokan harinya. Benar saja, ketika Yuka dan Misa menunggu Kyo lewat, Kyo pun lewat. Kali ini dia membawa koper. Mereka membuntutinya perlahan-lahan agar tidak ketahuan Kyo. Tapi karena Yuka terlalu berambisisu, maka semua itu terbongkar. Kyo melihat Yuka salah tingkah.

“Yuka, kok ada di sini ?” tanya Kyo, kalem.
“Iya, kak. Mau muter-muter daerah sini saja.” jawab Yuka gugup.
“Owh, ya silahkan saja, Ka.”
“Ngomong-ngomong, kenapa kakak bawa koper ke sini ?”tanya Yuka.
“Owh, aku mau pindahan rumah. Rumah yang dulu, kan masih rumah orangtuaku, jadi sekarang ini rumahku dan aku haris pindah ke sini.” jelas Kyo.
“Owh, begitu, ya. Ya sudah, kak, aku pergi dulu, ya,”
“Oke. Kapan-kapan mampir saja.” Kyo mempersilahkan.
Dengan gembira Yuka menjawab, “Yang benar !!?”
Misa mencubit Yuka, “Jaim!”
“Ya benar saja. Kalau mau berkunjung silahkan.” Kyo tersenyum.
“Baik, kak. Kapan-kapan aku pasti ke sini. Permisi.”

Yuka dan Misa pergi meninggalkan Kyo yang sebenarnya sedang sibuk membereskan rumah karena baru saja pindah rumah. Kyo tak tahu, apakah tindakannya malah memberikan harapan untuk Yuka atau tidak. Tidak bisa dipungkiri, Kyo sebenarnya senang dengan Yuka. Hanya senang, bukan suka. Karena dia selalu salting, narsis, dan yang pasti lucu. Entah apa yang dipikirkan Kyo, hingga dia melamun membayangkan keceriaan Yuka. Megumi datang mengagetkan.

“Kyo.” kata Megumi.
“Megumi. Maaf, tadi aku membayangkan betapa indahnya hari kita bertiga bersama Yukito di sini. Kamu senang ?” tanya Kyo.
“Di mana pun bersamammu aku senang, Kyo.”

Mereka begitu mesra. Tapi bayangan Yuka masih tersirat di dalam pikiran Kyo.

Keesokan harinya. Benar saja, Yuka berkunjung ke rumah Kyo dengan membawa boneka barbie untuk Yukito. Namun sayang, Kyo sedang tidak di rumah.

“Permisi.”
“Oh, iya. Ada yang bisa saya bantu ?” tanya Megumi dengan sopan. Terlihat cantik dengan pakaian berwarna kuning polkadotnya. Berambut panjang dan badannya begitu indah dipandang.
“Ech, kak Megumi, ya ?” tanya Yuka.
“Iya. Siapa, ya ?”
“Aku Yuka, kak. Adik keponakannya kak Kyo.” jawab Yuka, berbohong.
“Owhhh, ya. Masuk, Yuka.” Megumi mempersilahkan.

Yuka masuk di ruang tamu. Dojo yang indah dan mempesona, membuatnya betah berada di sana. Di tambah lagi jika ada Kyo. Megumi datang membawakan minuman dingin. Dengan menggendong Yukito, Megumi duduk di samping Yuka.

“Yukito, kakak punya sesuatu buatmu.” Yuka memang suka dengan bayi perempuan.
“Apa kakak.” jawab Megumi dengan suara seperti bayi.
“Taraaaa !!!”
“Wach, kenapa repot-repot, Yuka?” tanya Megumi.
“Ga' apa-apa, kak. Tenang saja. Ngomong-ngomong kak Kyo kemana ?” tanya Yuka.
“Baru mengurus surat pindahan. Nanti juga pulang. Ngomong-ngomong, aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Kamu keponakan jauhnya Kyo ?” tanya Megumi.
“Emm... Iya, kak. Aku jauh dari sini. Waktu pernikahan kakak akujuga tidak datang karena tugas kuliah banyak sekali.” semakin jauh Yuka berbohong.
“Owh, ya sudah kalau begitu kamu main sama Yukito dulu, ya. Aku mau masak.” kata Megumi.

Beberapa jam kemudian, Kyo datang. Tapi Yuka malah ketiduran bersama dengan Yukito. Kyo tersenyum melihat Yuka tertidur. Begitu polos dan lucu. Hingga Kyo berniat ingin menyentuh pipi mungil Yuka. Tanggannya sudah hampir ke pipi Yuka, tinggal sedikit lagi, dan bahkan setengah sentimeter lagi. JENG JEEENNNGG !!! Jari-jarinya tergeletak manis di pipi Yuka yang lembut. Beberapa menit kemudian, Kyo tersadar, dia sudah berkeluarga, tak sepantasnya Kyo seperti itu. Kyo pergi ke teras depan rumah. Di sana dia malah menggerutu tidak jelas.

“Kenapa ini. Kenapa dengan hatiku. Yuka, Megumi. Kedua orang ini, kenapa di hatiku. Yuka, cewek kecil yang lucu, Megumi, istriku yang berbadan sexy. Tapi kenapa pikiranku melayang kepada Yuka. Jangan sampai aku menyukai Yuka. Dia masih kecil.” Kyo merasa hatinya aneh.
Megumi yang dari belanja kebutuhan datang menghampiri Kyo.

“Kenapa kamu pucat sekali ?” tanya Megumi.
“Mungkin terlalu capai.”
“Lebih baik kamu istirahat dulu.”
“Mungkin itu lebih baik. Aku istirahat dulu, ya.” Kyo masuk ke dalam, dilihatnya Yuka masih tertidur bersama Yukito.

Beberapa jam kemudian, Yuka terbangun karena Yukito menangis.Kyo juga terbangun karena tangisan Yukito. Ternyata Yukito kehausan, lalu Megumi memberinya asi di belakang rumah, sedangkan Yuka dan Kyo berbincang-bincang di teras.

“Kamu ke sini juga, Yuka ?” tanya Kyo.
“Iya, kak. Ingin bermain dengan Yukito.”
“Ingin bermain dengan Yukito atau bertemu aku?”
“Maksud kakak ?” Yuka terperangah.
“Aku tak tahu. Sebelumnya, aku minta maaf, ya, Yuka. Tadi sewaktu kamu tidur tanpa sadar aku menyentuh pipimu.”
Mendengar itu, Yuka malah senyum-senyum, “Mmm.. Ga' apa-apa, kak. Kenapa kita bisa sedekat ini, padahal kita tidak ada ikatan apapun ?” tanya Yuka.
“Hati yang bisa menjawab. Apapun itu, perlu kamu tahu, bahwa aku sesungguhnya............”
“Sesungguhnya apa, kak ?”
“Aku menyukaimu.” jawab Kyo membalikkan badannya membelakangi Yuka.

Yuka terperangah kaget. Apa ini, jantungnya berdegup kencang saat itu. Di tambah lagi Kyo bersandar di punggung Yuka. Kejadian yang seharusnya terjadi 3 tahun yang lalu, kenapa baru sekarang terjadi.

“Tapi aku sudah berkeluarga, aku sudah memiliki anak. Tak mungkin aku menyakiti anak dan istriku. Aku menyukaimu, tapi aku menyayangi Megumi dan Yukito. Jika aku bisa memutar waktu 2 tahun, atau bahkan 10 tahun yang lalu, pasti aku akan menjadikanmu istriku. Tapi aku benar-benar baru tersadar sekarang, Yuka. Aku tak tahu harus bagaimana sekarang. Hatiku telah bercampur.”
“Kak, aku minta maaf jika sudah membuatmu seperti ini.” kata Yuka.
“Bukan salahmu, bukan salah siapa-siapa. Apakah kamu menyukaiku juga ?”
“Tepatnya 6 tahun yang lalu ketika aku SMP, kak. Aku menyukaimu selama 6 tahun terakhir ini. Aku juga tak tahu harus apa lagi. Pikiranku, hatiku, tubuhku hancur ketika tahu kakak sudah menikah. Aku bahkan gila dibuatnya. Tapi aku belum juga bisa melupakan kakak. Selalu ada dipikiranku.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan, Yuka ?” tanya Kyo.
“Aku harap, dengan bersama kakak selama-lamanya dan sedikit demi sedikit membuang perasaan ini aku bisa sedikit demi sedikit melupakan kakak. Satu inginku, aku ingin bersamamu, kak.”

Dengan cepat, Kyo memeluk Yuka. Yuka tercengang, baru pertama kali dipeluk, dipeluk oleh orang yang disukainya. Apapun itu, tidak akan pernah ia lupakan.
Hingga beberapa lama kemudian, Yuka hampir 80% melupakan Kyo. Mereka menjadi kakak dan adik yang selalu akur.

Tidak ada komentar: