Yuka, seorang cewek yang sudah 6 tahun
ini diam-diam menyukai Kyo, cowok biasa-biasa saja tetapi menurutnya
dia tampan. Padahal sebenarnya sudah 1 tahun yang lalu Kyo menikah
dengan Megumi, karena memang umur Kyo sudah matang untuk menikah.
Yuka menyukai Kyo sejak masih SMP. Umurnya 14 tahun, hingga umur 20
tahun ini, Yuka masih saja menyukai Kyo. Sedangkan umur Kyo sekarang
sudah 25 tahun. Kyo menikah dengan Megumi dan memiliki satu anak
perempuan yang bernama Yukito.
Pada suatu hari, ketika Yuka hendak
berangkat kuliah. Tanpa sengaja dia melihat Kyo sedang buru-buru
dengan mengendarai motornya. Karena perasaan suka masih tersimpan di
hati Yuka, dengan kecepatan penuh mengendarai motornya, Yuka mengejar
Kyo. Entah kemana Kyo, Yuka tak tahu.
“Kyo tadi kemana, ya ? Haduuh, cepat
sekali menghilangnya.” kata Yuka sendiri. Lalu kembali ke kampus.
Di kampus pun Yuka masih
terheran-heran dan bertanya-tanya. Kemanakah Kyo pergi ? Pikir Yuka
mungkin telat kerja atau, apa ? Tiba-tiba saja lamunan Yuka
dikagetkan oleh temannya, Misa.
“Hey, jangan ngelamun terus.” Misa
mengagetkan.
“Eh, kamu, Misa.” Yuka
terperangah.
“Kamu memikirkan apa, Yuka ?”
tanya Misa.
“Bukan apa-apa, kok.” Yuka memang
merahasiakannnya pada siapapun kalau dia menyukai Kyo. Bahkan
orangtuanya pun tak tahu.
“Bohong. Aku tahu, kalau kamu
seperti ini kamu pasti sedang jatuh cinta.”
“Lebih tepatnya clbk, Sa. Clbk pada
orang yang belum pernah menjadi pacarku sebelumnya.”
“Maksudnya ?” Misa bingung.
“Yaaa, aku clbk. Pokoknya C-L-B-K.”
“Pada Sasori, ya ??” Misa
menggoda.
“Bukan. Bukan Sasori. Dia sudah
bekerja, dan bahkan memiliki anak.”
“Wach, ayo kita ke rumah sakit,
Yuka. Sepertinya kamu sakit.”
“Tidak !! Aku sehat-sehat saja, kok.
Ah, susah, ach ! Kamu tidak mengerti,sih. Coba kalau kamu jadi aku.
Bingung pasti.” Yuka marah-marah.
“Aku jadi diriku sendiri saja sudah
bingung, apalagi jadi kamu.”
“Baiklah. Aku akan ceritakan semua
padamu. Dan ini adalah curhatku yang pertama kepadamu tentang orang
itu. Misa, aku menyukai seorang cowok yang sudah 6 tahun kusukai.
Hanya sebatas suka, tapi belum pernah pacaran dengannya. 6 tahun ,
sejak aku masih SMP, hingga sekarang perasaan ini masih ada di
hatiku. Tapi sayang, dia sudah menikah dan memiliki anak.” Yuka
menjelaskan.
“Pasti dulu kamu takut untuk
mengungkapkan kalau kamu suka.”
“Jelas saja. Aku takut dia malah
jauh denganku. Yaaa... Memang sebelumnya kita jarang
berbincang-bincang. Bahkan tidak pernah.” Yuka meneruskan.
“Bagaimana kamu menyukainya kalau
bicara dengannya saja tidak pernah ?”
“Entahlah. Perasaan itu muncul
begitu saja. Dengan hanya melihat betapa indahnya dia. Dia seperti
malaikat, Misa. Aku suka dengannya, mungkin bahkan lebih dari
istrinya yang sayang dengannya.” Yuka membayangkan wajah Kyo.
“Kamu memang sudah gila. Kenapa
menyukai orang yang sudah menikah.”
“Salah, ya ? Dosa ? Aku sudah yakin,
jika aku ceritakan ini kamu hanya mengejekku seperti itu dan tidak
membantuku.” Yuka kembali cemberut.
“Aku harus bantu apa, Yuka.”
“Aku tadi melihat cowok itu sedang
buru-buru lewat depan toko kue di ujung jalan. Besok pagi sekitar jam
8 aku jemput kamu. Kita buntutin kemana cowok itu pergi.” Yuka
semangat.
“Terserah kamu saja. Yang penting
ada komisinya.” Misa mata duitan.
“Gampang.”
Akhirnya mereka sepakat untuk
membuntuti kemana Kyo pergi. Yuka memang masih menyukai Kyo, bahkan
lebih besar dari beberapa tahun yang lalu. Ketika Yuka mengetahui
bahwa Kyo menikah, begitu hancurnya hati Yuka. Dia bahkan tidak
pulang ke rumah selama 2 hari hanya untuk merenungi semua itu.
Sebenarnya Kyo juga tahu, jika Yuka menyukainya. Karena memang setiap
cewek yang menyukai Kyo lagak-lagaknya memang seperti Yuka.
Memandanginya terus seperti bunga yang indah dan ingin sekali
dipetiknya.
Keesokan harinya. Benar saja, ketika
Yuka dan Misa menunggu Kyo lewat, Kyo pun lewat. Kali ini dia membawa
koper. Mereka membuntutinya perlahan-lahan agar tidak ketahuan Kyo.
Tapi karena Yuka terlalu berambisisu, maka semua itu terbongkar. Kyo
melihat Yuka salah tingkah.
“Yuka, kok ada di sini ?” tanya
Kyo, kalem.
“Iya, kak. Mau muter-muter daerah
sini saja.” jawab Yuka gugup.
“Owh, ya silahkan saja, Ka.”
“Ngomong-ngomong, kenapa kakak bawa
koper ke sini ?”tanya Yuka.
“Owh, aku mau pindahan rumah. Rumah
yang dulu, kan masih rumah orangtuaku, jadi sekarang ini rumahku dan
aku haris pindah ke sini.” jelas Kyo.
“Owh, begitu, ya. Ya sudah, kak, aku
pergi dulu, ya,”
“Oke. Kapan-kapan mampir saja.”
Kyo mempersilahkan.
Dengan gembira Yuka menjawab, “Yang
benar !!?”
Misa mencubit Yuka, “Jaim!”
“Ya benar saja. Kalau mau berkunjung
silahkan.” Kyo tersenyum.
“Baik, kak. Kapan-kapan aku pasti ke
sini. Permisi.”
Yuka dan Misa pergi meninggalkan Kyo
yang sebenarnya sedang sibuk membereskan rumah karena baru saja
pindah rumah. Kyo tak tahu, apakah tindakannya malah memberikan
harapan untuk Yuka atau tidak. Tidak bisa dipungkiri, Kyo sebenarnya
senang dengan Yuka. Hanya senang, bukan suka. Karena dia selalu
salting, narsis, dan yang pasti lucu. Entah apa yang dipikirkan Kyo,
hingga dia melamun membayangkan keceriaan Yuka. Megumi datang
mengagetkan.
“Kyo.” kata Megumi.
“Megumi. Maaf, tadi aku membayangkan
betapa indahnya hari kita bertiga bersama Yukito di sini. Kamu senang
?” tanya Kyo.
“Di mana pun bersamammu aku senang,
Kyo.”
Mereka begitu mesra. Tapi bayangan
Yuka masih tersirat di dalam pikiran Kyo.
Keesokan harinya. Benar saja, Yuka
berkunjung ke rumah Kyo dengan membawa boneka barbie untuk Yukito.
Namun sayang, Kyo sedang tidak di rumah.
“Permisi.”
“Oh, iya. Ada yang bisa saya bantu
?” tanya Megumi dengan sopan. Terlihat cantik dengan pakaian
berwarna kuning polkadotnya. Berambut panjang dan badannya begitu
indah dipandang.
“Ech, kak Megumi, ya ?” tanya
Yuka.
“Iya. Siapa, ya ?”
“Aku Yuka, kak. Adik keponakannya
kak Kyo.” jawab Yuka, berbohong.
“Owhhh, ya. Masuk, Yuka.” Megumi
mempersilahkan.
Yuka masuk di ruang tamu. Dojo yang
indah dan mempesona, membuatnya betah berada di sana. Di tambah lagi
jika ada Kyo. Megumi datang membawakan minuman dingin. Dengan
menggendong Yukito, Megumi duduk di samping Yuka.
“Yukito, kakak punya sesuatu
buatmu.” Yuka memang suka dengan bayi perempuan.
“Apa kakak.” jawab Megumi dengan
suara seperti bayi.
“Taraaaa !!!”
“Wach, kenapa repot-repot, Yuka?”
tanya Megumi.
“Ga' apa-apa, kak. Tenang saja.
Ngomong-ngomong kak Kyo kemana ?” tanya Yuka.
“Baru mengurus surat pindahan. Nanti
juga pulang. Ngomong-ngomong, aku belum pernah melihatmu sebelumnya.
Kamu keponakan jauhnya Kyo ?” tanya Megumi.
“Emm... Iya, kak. Aku jauh dari
sini. Waktu pernikahan kakak akujuga tidak datang karena tugas kuliah
banyak sekali.” semakin jauh Yuka berbohong.
“Owh, ya sudah kalau begitu kamu
main sama Yukito dulu, ya. Aku mau masak.” kata Megumi.
Beberapa jam kemudian, Kyo datang.
Tapi Yuka malah ketiduran bersama dengan Yukito. Kyo tersenyum
melihat Yuka tertidur. Begitu polos dan lucu. Hingga Kyo berniat
ingin menyentuh pipi mungil Yuka. Tanggannya sudah hampir ke pipi
Yuka, tinggal sedikit lagi, dan bahkan setengah sentimeter lagi. JENG
JEEENNNGG !!! Jari-jarinya tergeletak manis di pipi Yuka yang lembut.
Beberapa menit kemudian, Kyo tersadar, dia sudah berkeluarga, tak
sepantasnya Kyo seperti itu. Kyo pergi ke teras depan rumah. Di sana
dia malah menggerutu tidak jelas.
“Kenapa ini. Kenapa dengan hatiku.
Yuka, Megumi. Kedua orang ini, kenapa di hatiku. Yuka, cewek kecil
yang lucu, Megumi, istriku yang berbadan sexy. Tapi kenapa pikiranku
melayang kepada Yuka. Jangan sampai aku menyukai Yuka. Dia masih
kecil.” Kyo merasa hatinya aneh.
Megumi yang dari belanja kebutuhan
datang menghampiri Kyo.
“Kenapa kamu pucat sekali ?” tanya
Megumi.
“Mungkin terlalu capai.”
“Lebih baik kamu istirahat dulu.”
“Mungkin itu lebih baik. Aku
istirahat dulu, ya.” Kyo masuk ke dalam, dilihatnya Yuka masih
tertidur bersama Yukito.
Beberapa jam kemudian, Yuka terbangun
karena Yukito menangis.Kyo juga terbangun karena tangisan Yukito.
Ternyata Yukito kehausan, lalu Megumi memberinya asi di belakang
rumah, sedangkan Yuka dan Kyo berbincang-bincang di teras.
“Kamu ke sini juga, Yuka ?” tanya
Kyo.
“Iya, kak. Ingin bermain dengan
Yukito.”
“Ingin bermain dengan Yukito atau
bertemu aku?”
“Maksud kakak ?” Yuka terperangah.
“Aku tak tahu. Sebelumnya, aku minta
maaf, ya, Yuka. Tadi sewaktu kamu tidur tanpa sadar aku menyentuh
pipimu.”
Mendengar itu, Yuka malah
senyum-senyum, “Mmm.. Ga' apa-apa, kak. Kenapa kita bisa sedekat
ini, padahal kita tidak ada ikatan apapun ?” tanya Yuka.
“Hati yang bisa menjawab. Apapun
itu, perlu kamu tahu, bahwa aku sesungguhnya............”
“Sesungguhnya apa, kak ?”
“Aku menyukaimu.” jawab Kyo
membalikkan badannya membelakangi Yuka.
Yuka terperangah kaget. Apa ini,
jantungnya berdegup kencang saat itu. Di tambah lagi Kyo bersandar di
punggung Yuka. Kejadian yang seharusnya terjadi 3 tahun yang lalu,
kenapa baru sekarang terjadi.
“Tapi aku sudah berkeluarga, aku
sudah memiliki anak. Tak mungkin aku menyakiti anak dan istriku. Aku
menyukaimu, tapi aku menyayangi Megumi dan Yukito. Jika aku bisa
memutar waktu 2 tahun, atau bahkan 10 tahun yang lalu, pasti aku akan
menjadikanmu istriku. Tapi aku benar-benar baru tersadar sekarang,
Yuka. Aku tak tahu harus bagaimana sekarang. Hatiku telah bercampur.”
“Kak, aku minta maaf jika sudah
membuatmu seperti ini.” kata Yuka.
“Bukan salahmu, bukan salah
siapa-siapa. Apakah kamu menyukaiku juga ?”
“Tepatnya 6 tahun yang lalu ketika
aku SMP, kak. Aku menyukaimu selama 6 tahun terakhir ini. Aku juga
tak tahu harus apa lagi. Pikiranku, hatiku, tubuhku hancur ketika
tahu kakak sudah menikah. Aku bahkan gila dibuatnya. Tapi aku belum
juga bisa melupakan kakak. Selalu ada dipikiranku.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan,
Yuka ?” tanya Kyo.
“Aku harap, dengan bersama kakak
selama-lamanya dan sedikit demi sedikit membuang perasaan ini aku
bisa sedikit demi sedikit melupakan kakak. Satu inginku, aku ingin
bersamamu, kak.”
Dengan cepat, Kyo memeluk Yuka. Yuka
tercengang, baru pertama kali dipeluk, dipeluk oleh orang yang
disukainya. Apapun itu, tidak akan pernah ia lupakan.
Hingga beberapa lama kemudian, Yuka
hampir 80% melupakan Kyo. Mereka menjadi kakak dan adik yang selalu
akur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar